Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Kuota Impor BBM SPBU Swasta Ditambah di 2026? Ini Kata Kementerian ESDM
Advertisement . Scroll to see content

Istana Minta Maaf soal Kegaduhan Penyaluran Elpiji 3 Kg

Kamis, 06 Februari 2025 - 23:23:00 WIB
Istana Minta Maaf soal Kegaduhan Penyaluran Elpiji 3 Kg
Juru Bicara Kantor Komunikasi Kepresidenan, Prita Laura menyampaikan permohonan maaf pemerintah terkait kegaduhan penyaluran tabung gas elpiji 3 kg. (Foto: Tangkapan Layar)
Advertisement . Scroll to see content

Lebih lanjut, Prita menjelaskan bahwa masalah harga elpiji 3 kg yang terus naik di pengecer selama ini juga menjadi perhatian pemerintah. Dia mengungkapkan, adanya temuan pengecer yang menjual LPG dengan harga di atas Rp20.000, bahkan dengan tabung yang tidak sesuai beratnya.

“Kami menemukan ada pengecer yang biasanya dia membeli tabung gas LPG dia menjual di atas Rp20.000 dan kemudian dia membelinya dari seseorang yang mengantarkan pakai motor. Dan kami tanyakan tahukah pangkalannya di mana, tidak tahu. Kami tanyakan ketika kemudian jumlahnya diangkut begitu beratnya kurang dari 3 kg, lapornya kemana, tahukah tidak tahu," katanya.

"Ujung-ujungnya kan kita akan menghadapi masyarakat miskin masyarakat yang rentan yang membutuhkan subsidi tersebut yang dirugikan. Ruginya bentuknya apa? Ruginya dikurangi jumlah kilogramnya karena praktik-praktik namanya suntik-suntikan, dipindahkan gasnya pelan-pelan begitu ke dalam tabung gas baru,” ujar Prita.

Prita juga menyebutkan adanya praktik oplosan elpiji 3 kg yang merugikan masyarakat. 

Pemerintah, menurut Prita, berkomitmen untuk terus memperbaiki sistem distribusi elpiji agar lebih terkontrol dan tepat sasaran, terutama untuk masyarakat miskin yang berhak menerima subsidi. 

“Masyarakat itulah di mana negara itu hadir memasukkan sistem distribusi, distribusi ini menjadi satu sistem yang bisa diawasi kualitasnya sampai kemudian diterima secara tepat sasaran dengan penerima manfaat. Dan lagi-lagi masyarakat yang tidak berhak menerima mbok ya jangan ambil itu diawasi dengan sistem ini,” tuturnya.

Editor: Aditya Pratama

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut