Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Terungkap! Ini Alasan Orang dengan ADHD Disarankan Jangan Konsumsi Gula Berlebihan
Advertisement . Scroll to see content

Bidan Alami Masalah Kesehatan Mental Selama Pandemi Covid-19, Ini Solusi Psikolog

Kamis, 24 Februari 2022 - 23:40:00 WIB
Bidan Alami Masalah Kesehatan Mental Selama Pandemi Covid-19, Ini Solusi Psikolog
Menjaga kesehatan mental di masa pandemi Covid-19 (Foto: city of oaks midwifery)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Pandemi Covid-19 memberikan dampak besar terhadap semua sektor. Salah satunya yang sangat dirasakan adalah di sektor kesehatan, seperti bidan.

Bidan memegang peranan penting dalam kesehatan masyarakat Indonesia, terutama kesehatan ibu dan anak.

Founder & Direktur Personal Growth - Counseling & People Development, Ratih Ibrahim, Psikolog Klinis mengatakan, dalam studi menyatakan, bidan yang menangani pasien Covid-19 berisiko dua kali lebih besar mengalami kelelahan emosi dibandingkan mereka yang tidak menangani pasien Covid-19.

“Situasi pandemi membuat lingkungan pekerjaan bidan menjadi lebih riskan daripada sebelumnya. Risiko bidan terpapar virus juga sangatlah besar. Belum lagi para bidan juga memiliki keluarga di rumah, hal ini tentunya menambah beban pikiran mereka setiap hari," ujar Ratih Ibrahim melakui keterangannya belum lama ini.

Ratih menjelaskan, tidak hanya itu, bidan juga dituntut untuk mampu menjadi sumber dukungan emosional ibu saat menjalani proses persalinan. Berbagai hal tersebut menjadi tantangan tersendiri bagi kesehatan mental para bidan. 

Dalam studi kualitatif awal yang dilakukan, lewat wawancara mendalam melalui telepon pada bidan-bidan di berbagai daerah di Indonesia, ditemukan sebanyak 40% bidan mengalami kecemasan selama masa pandemi. Lainnya juga mengalami berbagai pengalaman negatif, seperti rasa takut, marah, sedih, stres, dan sebagainya.

"Maka, penting sekali untuk melakukan suatu upaya dalam membantu para bidan ini meningkatkan dan menjaga kesehatan mentalnya, sehingga mereka bisa bekerja secara produktif dalam mewujudkan kesehatan ibu dan anak yang baik di Indonesia,” kata kata Ratih Ibrahim.

Lebih lanjut, dia menjelaskan, Personal Growth melakukan studi bertajuk “Dampak Psikologis Pandemi Covid-19 pada Bidan Praktik Mandiri & Swasta di Indonesia dan Kaitannya dengan Persepsi Pengetahuan dan Adaptasi Individu” terhadap Bidan Praktik Mandiri (BPM) dan Swasta (BPS) di berbagai daerah di Indonesia melalui survei daring pada bulan Oktober - November 2020 lalu. 

Studi ini menemukan terdapat cukup banyak bidan yang mengalami gejala kecemasan (29%, N=123), stres (10%, N=42), dan depresi (15%, N=62) dalam kategori ringan hingga parah. 

Sebanyak 32% responden mengalami kecemasan disfungsional terkait kondisi pandemi, hal ini mengindikasikan para bidan mengalami kecemasan dalam tingkat yang intens hingga mengganggu fungsi dan keseharian hidup mereka. 

Studi ini menemukan terdapat korelasi signifikan antara persepsi bidan terhadap pengetahuan yang mereka miliki (perceived knowledge) terkait Covid-19 dengan tingkat stres, kecemasan dan depresi para bidan. Terbukti, semakin rendah pemahaman bidan terkait Covid-19, maka semakin tinggi tingkat kecemasan yang dimiliki.

“Kemampuan adaptasi terhadap stres kerja (work adaptability) juga ditemukan sebagai faktor yang paling kuat berhubungan dengan kondisi kesehatan mental para bidan," katanya.

Sementara itu, Gracia Ivonika, M.Psi, yang juga merupakan salah satu penulis studi tersebut menemukan, kemampuan adaptasi bidan terhadap stres pekerjaan masih cukup rendah. Sebesar 54% responden dilaporkan memiliki skor di bawah rata-rata pada kemampuan beradaptasi terhadap stres pekerjaan ini.

"Hal ini juga berkaitan dengan kondisi pandemi covid-19 yang serba tidak pasti. Protokol kesehatan dan prosedur pelayanan terus berubah-ubah hingga pola dan media kerja yang baru juga dapat memicu kelelahan dan stres bagi para bidan,” ujar Gracia Ivonika.

Temuan ini menunjukkan, para bidan membutuhkan dukungan untuk dapat memelihara kesehatan mentalnya lebih baik, juga bekerja secara produktif. 

Ada empat pengetahuan dan keterampilan yang penting untuk dipelajari dan dilatih oleh para bidan. Apa saja? Berikut ulasannya.

1. Growth Mindset

Growth mindset merupakan pola pikir yang mengarahkan individu pada pengembangan diri melalui belajar dan resiliensi, kemampuan untuk beradaptasi dan tetap teguh dalam situasi sulit. Belajar untuk dapat beradaptasi dengan baik merupakan salah satu bentuk dari growth mindset, yang menjadi faktor protektif dari berbagai masalah kesehatan mental, khususnya saat menghadapi situasi sulit dan penuh tantangan, seperti di masa pandemi Covid-19 ini. Oleh karena itu, hal ini penting dimiliki oleh para bidan agar tetap dapat menjaga kesehatan mental mereka dalam kondisi apa pun, termasuk di masa pandemi ini.

2. Regulasi Emosi

Beberapa jenis emosi dapat menimbulkan ketidaknyamanan yang bisa dialami setiap orang dalam kehidupan sehari-hari, seperti rasa sedih, terkejut, kecewa, marah, terlebih saat menghadapi situasi sulit. Namun, hal penting yang perlu dipahami adalah cara mengelola emosi-emosi negatif tersebut secara sehat. Regulasi emosi merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang untuk mengelola emosi secara tepat demi mencapai keseimbangan emosional. Oleh karena itu, seorang bidan perlu untuk mempelajari pengelolaan emosi agar dapat meningkatkan kualitas kinerjanya dalam memberi pelayanan bagi pasien, yaitu ibu hamil. 

3. Manajemen Stres

Banyak bidan yang masih kesulitan untuk tetap tenang saat menghadapi kondisi rumit atau beban pekerjaan yang semakin berat selama pandemi Covid-19. Melalui teknik manajemen stres, para bidan dapat mengidentifikasi sumber stres yang dialami dan menggunakan strategi koping yang berfokus pada sumber emosi dan/atau masalah yang dihadapi. 

4. Perencanaan Konkret (Planning)

Kemampuan beradaptasi dalam situasi krisis dan situasi yang penuh ketidakpastian dapat berpengaruh signifikan terhadap kesehatan mental bidan. Salah satu hal yang bisa dilakukan untuk beradaptasi dalam situasi tersebut adalah dengan membuat perencanaan yang tepat dan efektif, sebagai langkah nyata penerapan growth mindset. 

Dengan menggunakan perspektif Smart (specific, measurable, achievable, relevant, dan time-framed), para bidan dapat menyusun prioritas berdasarkan perubahan kondisi saat ini secara realistis dalam jangka pendek dan jangka panjang, serta mengantisipasi kemungkinan hambatan atau tantangan dengan mempersiapkan plan B. Dengan menerapkan perspektif tersebut, diharapkan dapat mengurangi kecemasan yang dirasakan oleh para bidan.

“Keempat hal ini, growth mindset, regulasi emosi, manajemen stres, dan perencanaan konkret adalah keterampilan yang menjadi bekal penting bagi para bidan untuk menghadapi apa pun situasi tak terduga dan penuh tekanan yang mungkin datang di masa depan," kata Ratih Ibrahim.

Keempat hal ini, lanjutnya, adalah suatu keterampilan yang sangat bisa dipelajari dan dilatih, agar para bidan dapat memelihara kesehatan mentalnya dengan baik. 

Editor: Vien Dimyati

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut