Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Waspada, Pola Makan yang Salah Bisa Meningkatkan Risiko Penyakit Diabetes Tipe 2
Advertisement . Scroll to see content

Gaya Hidup Vs Genetik: Mana yang Lebih Berpengaruh pada Diabetes?

Rabu, 23 Juli 2025 - 22:14:00 WIB
Gaya Hidup Vs Genetik: Mana yang Lebih Berpengaruh pada Diabetes?
Gaya hidup sehat untuk cegah diabetes. (Foto: StarHits)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Apakah menurut Anda penyakit diabetes disebabkan hanya gegara keturunan? Padahal bukan hanya karena faktor itu saja, lho! 

Gaya hidup sehari-hari juga memiliki peran besar. Lalu, apa saja faktor yang menyebabkan tingginya risiko penyakit diabetes dan penyakit berbahaya lainnya? 

Pada artikel kali ini, bersama nutritionist Audy Aprillia, mari simak bersama-sama gaya hidup dan kebiasaan kecil yang dapat meningkatkan risiko penyakit berbahaya seperti diabetes.

Kebiasan Kecil yang Berdampak Besar

Kebiasaan-kebiasaan kecil seperti suka minum minuman bersoda, konsumsi gula reguler setiap hari, atau pun konsumsi dessert manis bisa berdampak negatif untuk kesehatan tubuh apabila dilakukan secara terus-menerus. 

Menerapkan gaya hidup sehat secara konsisten memang cukup sulit, terlebih lagi jika sering mengunjungi cafe-cafe lucu yang menjual dessert dan minuman manis. Kalau sudah kebablasan dan tidak bisa berhenti mengonsumsinya, ditambah Anda adalah orang yang malas bergerak, akan semakin bahaya untuk kesehatan.

Pola Makan yang Baik

Gaya hidup yang seperti apa sih yang seharusnya dilakukan? Bagaimana solusi yang tepat untuk menghindari penyakit diabetes? 

Solusinya sangat mudah, Anda perlu mengganti gula reguler yang dikonsumsi setiap hari seperti gula tebu, sirup jagung, gula alkohol, dan pemanis buatan ke Gula Ramah seperti gula aren, gula kelapa, gula lontar, dan kurma. Selain itu, perlu dibarengi dengan pola makan yang baik dan sehat. Contohnya yaitu sarapan bergizi.

Ya, mulailah dengan sarapan dengan gizi seimbang di awal hari dan memilih makanan yang kaya akan protein dan serat. Lalu, makan siang dan malam. Misalnya seperti karbohidrat kompleks, protein, lemak baik, dan serat. Perhatikan Indeks Glikemik. Pilihlah makanan yang Low-GI dengan nilai dibawah 55. 

Indeks Glikemik dan Low-GI

Apakah Anda familiar dengan kata Low-GI? Low-GI adalah singkatan dari Low Glycemic Index, yang artinya Indeks Glikemik Rendah. Indeks glikemik (IG) adalah angka (berskala 1-100) yang menunjukkan seberapa cepat makanan berkarbohidrat diproses menjadi glukosa di dalam tubuh. 

Semakin tinggi nilai Indeks Glikemik makanan yang dikonsumsi, semakin cepat pula kadar gula darah dalam tubuh melonjak dan memperbesar risiko terkena penyakit diabetes.

Tips Gula Darah Tetap Stabil

Faktanya, mengonsumsi makanan Low-GI dapat menjaga gula darah tetap stabil, sehingga bisa menekan risiko terkena penyakit seperti diabetes tipe 2 dan obesitas. 

Maka dari itu, penting sekali untuk mulai mengurangi konsumsi gula reguler dan mulai beralih ke Gula Ramah. Anda bisa mengganti kebiasaan suka mengonsumsi snack kemasan manis yang mengandung gula reguler, dengan snack yang mengandung Gula Ramah seperti snack dari Yava Bali

Snack Yava Bali adalah salah satu snack yang termasuk Low-GI. Jadi, Anda tidak perlu khawatir jika mengonsumsinya sehari-hari.

Intinya, gaya hidup sehat itu bisa dilakukan dari hal yang paling kecil tapi dengan catatan harus konsisten agar timbul kebiasaan baru yang bisa memberi dampak besar bagi kesehatan tubuh. 

Untuk info menarik lainnya tentang Gula Ramah dan tips menjaga kesehatan, bisa langsung kunjungi Channel Youtube Yava Bali, ya!

Editor: Muhammad Sukardi

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut