Ibu Hamil Boleh Makan Nanas dan Minum Kopi, Ini Syaratnya

JAKARTA, iNews.id - Saat hamil, banyak ibu yang menyukai makanan yang agak asam, seperti jeruk, mangga, dan nanas. Namun, tak jarang ibu hamil ditegur, bahkan dilarang saat makan nanas. Lantas, bolehkah sebenarnya ibu hamil makan nanas?

Menurut pakar Kebidanan dan Kandungan dr. Benny Johan Marpaung, Sp.OG, ibu hamil boleh saja makan nanas. Namun dengan catatan, buah nanas yang dimakan bukan nanas muda, tapi sudah matang.

“Itu pun tidak boleh berlebihan. Makan nanas secukupnya boleh-boleh saja,” kata dia saat diskusi menyambut lima tahun Orami yang bertajuk “Untuk Masa Depan Si Kecil Yang Lebih Baik” di Penang Bistro, Kebon Sirih, Jakarta, Rabu (21/2/2018).

Dia mengatakan, untuk buah nanas muda mengandung enzim yang disebut dengan bromelain. Bromelain adalah enzim yang mampu menghancurkan protein pada tubuh dan mampu menyebabkan pendarahan abnormal.

Namun di sisi lain, buah nanas banyak mengandung vitamin C dan vitamin B, serta asam folat yang mampu mencegah bayi cacat lahir.

5 Makanan Ini Lebih Tinggi Protein Dibanding Telur

“Pada dasarnya nanas itu baik, tapi cuma harus tetap dibatasi. Karena enzim di nanas muda itu jika dikonsumsi wanita hamil, mulut rahim bisa lebih terbuka,” ungkapnya.

Meski begitu, Benny tetap menyarankan supaya ibu hamil lebih hati-hati makan nanas, baik muda ataupun matang. Pasalnya, kondisi kesehatan ibu hamil berbeda-beda.

“Jadi harus dibatasi makannya. Itu pun harus tetap melihat kondisi kesehatan ibunya,” tuturnya.

Tidak hanya itu saja, dokter yang praktik di Rumah Sakit Ibu dan Anak Brawijaya, Jakarta ini, juga memperbolehkan ibu hamil minum kopi.

Menurut dia, tidak ada bukti bahwa konsumsi kafein selama kehamilan berdampak negatif pada kecerdasan anak saat usia empat hingga tujuh tahun.

Meski begitu, mengonsumsi kopi saat hamil harus mempunyai batasan. Secara moderat, ibu hamil boleh minum kopi satu hingga dua cangkir kopi atau satu shot cup kopi 30 miligram.

"Makanan ataupun minuman apa pun harus kritis. Kopi tidak dilarang, tapi tetap ada batasannya,” ujarnya.

Editor: Tuty Ocktaviany