Pakar kesehatan dr Seno menjelaskan beda varian Delta dan Omicron. (Foto: Muhammad Sukardi)Advertisement . Scroll to see content
Tapi, situasi gelombang Omicron tidak menyebabkan kondisi-kondisi yang terjadi pada Delta. Di rumah sakit misalnya, situasi terkendali dan tidak membutuhkan tenda darurat karena membludaknya pasien.
Lalu, kalau bicara sasaran infeksi yang diincar Omicron, itu tidak mengarah pada organ paru, melainkan sistem pernapasan saluran atas. Makanya, gejala yang banyak dilaporkan saat ini sakit tenggorokan atau batuk-pilek.
"Pada Omicron, efek pada Alveolus tidak begitu jelas atau ringan. Omicron ini sepertinya menyerang saluran napas bagian atas. Makanya di RS saya menemukan gejala konfirmasi Covid-19 terbanyak adalah sakit tenggorokan dan pilek," kata dr Seno.
Karakteristik Omicron juga dapat dilihat dari kemampuan menyebar yang sangat cepat. Itu kenapa kasus harian meningkat tinggi, tetapi kalau dilihat dari kondisi klinis pasien, gejala derajat berat hingga kritis itu ada tapi jumlahnya sedikit.
"Jadi, bisa dibilang tiap varian Covid-19 itu punya karakteristik sendiri, punya target sasaran yang berbeda-beda," ujar dr Seno.