Jadi Silent Killer, Begini Pentingnya Pencegahan Dini Hepatitis B
JAKARTA, iNews.id - Penyakit menular hepatitis B masih endemis di Indonesia. Berbeda dengan hepatitis A yang ditetapkan sebagai kejadian luar biasa (KLB) di Kabupaten Pacitan beberapa waktu lalu dan kini kasusnya telah menurun drastis, hepatitis B justru disebut-sebut sebagai silent killer. Mengapa?
Meskipun sama-sama penyakit menular yang menyerang hati, hepatitis B lebih berbahaya karena bisa berkembang menjadi sirosis atau kanker hati jika tidak ditangani segera. Selain itu, bahayanya lagi, penyakit hepatitis B rata-rata tidak menimbulkan gejala awal.
Dokter Spesialis Penyakit Dalam dr Andri Sanityoso Sulaiman, SpPD-KEGH mengatakan, penyakit hepatitis B cukup banyak di kawasan Asia, termasuk Indonesia. Metode penularan penyakit ini sendiri adalah dari ibu ke anak, hubungan seksual, dan darah.
Data dari Kementerian Kesehatan RI memperkirakan, ada 2 persen dari 5,3 juta ibu hamil terdeteksi hepatitis B. Dari angka tersebut, artinya sebanyak 120.000 bayi akan menderita hepatitis B setiap tahunnya.
"Penularan hepatitis B itu paling banyak dari ibu ke anak. Kalau kena di masa anak-anak, 90 persen ini akan jadi kronik," jelas Dr Andri Sanityoso di acara Temu Media di Gedung Kementerian Kesehatan RI, Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (22/7/2019).