Jadi Silent Killer, Begini Pentingnya Pencegahan Dini Hepatitis B
Ia mengatakan, hepatitis B bisa menjadi silent killer karena tidak memiliki gejala pada awalnya. Gejala, kata dia, baru muncul ketika penyakit sudah kronis menjadi sirosis atau bahkan kanker hati.
"Gejalanya itu kuning pada mata, kulit, kemudian demam, tidak nafsu makan. Kenapa disebut silent killer, karena hampir tidak bergejala. Kalau sudah muncul seperti kuning pada mata dan kulit, atau sudah asites biasanya itu sudah sirosis atau kanker hati," jelas dia.
Oleh sebab itu, ia menekankan, pentingnya skrining untuk mengetahui apakah memiliki hepatitis B atau tidak. Sebab, kalau positif, ia harus melakukan penanganan khusus untuk pencegahan penularan pada orang lain seperti menggunakan pengaman saat berhubungan seks, atau melahirkan di fasilitas kesehatan agar bayinya bisa divaksin hepatitis B sebelum 24 jam.
Ia juga menjelaskan bahwa deteksi dini penting untuk kelompok yang berisiko tinggi. Di antaranya petugas kesehatan yang kontak dengan darah, pasien hemodialisis, orang yang pernah berhubungan seks dengan penderita hepatitis B, homoseksual dan biseksual, tinggal atau mengunjungi di daerah endemis hepatitis B, penyalahgunaan obat injeksi, anak yang lahir dari ibu hepatitis B kronis.
Editor: Adhityo Fajar