Jangan Sepelekan Gangguan Tulang Belakang, Dampaknya Bisa Terjadi Skoliosis!
Gejala Skoliosis
Gejalanya, lanjut dr. Omar, tubuh tampak asimetris, tulang belakang melengkung, miring atau condong ke satu sisi. Selain itu bahu dan panggul tampak tinggi sebelah.
"Tulang belikat lebih menonjol pada salah satu sisi. Juga jarak pinggang ke lengan tidak sama pada sisi kanan dan kiri," katanya.
Cara mendeteksi kelainan ini bisa dengan Adam Test, yakni dengan meluruskan tangan ke depan, pertemukan kedua telapak tangan, membungkuk ke depan 90 derajat, kemudian memeriksa melihat dari belakang dalam posisi duduk.
Dia menegaskan, skoliosis jangan disepelekan. Pasalnya, dapat berdampak pada aktivitas sehari-hari, seperti sering pegal atau nyeri punggung setelah aktivitas. Menyebabkan gangguan pernapasan pada kondisi berat dan berpengaruh pada penampilan yang kurang baik.
Menurutnya, jika ditemukan ada gejala ke arah skoliosis, seseorang dapat memeriksakan diri ke dokter. Dokter akan memastikan gangguan ini dengan melakukan pemeriksaan rontgen dan CT scan. Dari hasil pemeriksaan ini, dokter akan melakukan penanganan berdasarkan hasil pengukuran skoliosis pada rontgen.
"Pada tingkat diagnosa tertentu, gangguan tulang belakang bahkan harus diatasi dengan tindakan operatif. Sayangnya, sebagian besar masyarakat beranggapan, tindakan operasi pada tulang belakang akan diikuti oleh luka bekas operasi yang signifikan, dan membutuhkan masa recovery yang lebih lama," katanya.
Maka, dia melanjutkan, bisa dipahami saat ini banyak anggota masyarakat dengan keluhan tulang belakang masih merasa khawatir jika harus mengikuti tindakan operasi bedah tulang belakang di rumah sakit. Dengan kemajuan teknologi yang begitu pesat, tindakan pembedahan pada tulang belakang bisa dilakukan dengan metode minimal invasif, metode terkini untuk mengatasi masalah pada tulang belakang.
"Jadi, masyarakat yang memiliki keluhan pada tulang belakang, dan jika harus diikuti dengan tindakan operasi, mereka tidak perlu takut. Karena sekarang sudah ada bedah tulang belakang dengan metode minimal invasif, yang salah satunya dengan teknik endoskopi. Dengan teknik ini, pembedahan hanya membutuhkan sayatan kecil selebar 8mm hingga 1 cm saja," kata dr. Omar.