Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : BGN Akui 4.700 Porsi MBG Bermasalah, Picu Gangguan Kesehatan Anak
Advertisement . Scroll to see content

Jangan Sepelekan Nyeri Menstruasi, Risikonya Bisa Ganggu Kesuburan

Selasa, 30 Maret 2021 - 20:29:00 WIB
Jangan Sepelekan Nyeri Menstruasi, Risikonya Bisa Ganggu Kesuburan
Jangan sepelekan gangguan menstruasi (Foto: menstrual cups)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Bagi perempuan yang beranjak remaja akan mengalami siklus menstruasi. Siklusnya beragam, berkisar antara tiga hingga tujuh hari dengan jarak setiap siklus mulai dari 21 hingga 35 hari. Siklus menstruasi perempuan dipengaruhi oleh perubahan hormon yang melibatkan estrogen dan progesteron.

Ketidakseimbangan salah satu atau kedua hormon ini memicu dapat terjadinya haid tidak teratur. Penyebabnya juga beragam, bisa karena kelelahan, stres, obesitas atau terlalu kurus, menyusui, diet berlebihan, hingga penggunaan pil KB yang tidak sesuai. 

Dokter spesialis penyakit kandungan dan kebidanan, Aripin Syarifudin mengatakan, salah satu penyebab adanya gangguan menstruasi adalah Mioma Uteri, yaitu merupakan tumor jinak yang terdapat pada dinding rahim.

"Meskipun jinak, tumor pada dinding rahim dapat tumbuh besar hingga membuat pengidapnya mengalami rasa nyeri dan gangguan saat haid berlangsung," kata dr Aripin Syarifudin Sp.OG, melalui keterangan virtualnya, Senin (29/3/2021).

Dia menjelaskan, Mioma merupakan sel tumor yang sifatnya jinak. Gangguan kesehatan ini memiliki nama lain uteri fibroid, mioma, dan leiomyoma. Mioma berasal dari pertumbuhan abnormal sel pada bagian otot polos rahim. 

"Mioma terjadi tanpa menimbulkan gejala, sehingga diperlukan pemeriksaan lebih lanjut melalui pemeriksaan USG untuk mendeteksi ada tidaknya mioma tersebut," kata dr Aripin.

Gejala dan Perbedaan Mioma

Menurut dr Aripin, mioma muncul pada rentang usia reproduktif, antara 16 hingga 50 tahun, masa ketika hormon reproduksi berperan aktif dalam tubuh. Semua wanita rentan mengalami mioma, tetapi risiko lebih tinggi dialami wanita dengan berat badan berlebihan atau obesitas.

"Peningkatan berat badan turut memicu peningkatan hormon estrogen. Lalu, risiko juga sama tingginya bagi wanita yang memiliki keluarga mengidap mioma rahim alias faktor keturunan. Remaja yang memulai menstruasi pertamanya terlalu dini dan pola hidup yang kurang sehat juga bisa memicu munculnya mioma," kata dia.

Dokter Aripin menekankan, tidak semua kelainan menstruasi dikarenakan mioma rahim, bisa juga dikarenakan faktor indung telur (kista ovarium), sehingga penting untuk setahun sekali medical check up atau evaluasi ultrasonografi (USG) untuk deteksi dini kelainan di organ kewanitaan. 

"Gejala yang sering terjadi jika perempuan memiliki mioma dalam rahim, yakni perdarahan menstruasi lebih banyak dengan durasi yang lebih lama dibandingkan dengan haid yang normal," kata dr. Aripin. 

Gejala lain yang dapat timbul adalah perut membesar atau ada benjolan. Bisa disertai buang air kecil menjadi lebih sulit. Hal ini akibat dari tekanan benjolan di rahim bagian kandung kemih. Selain itu, juga akan kesulitan saat buang air besar. 

Menurutnya, ketika pengidap miom melakukan hubungan intim, akan timbul rasa nyeri pada bagian rahim. "Begitu pula saat tidak berhubungan intim, rasa nyeri bisa tetap terasa, terlebih kala masa haid datang. Jika tidak segera ditangani, bisa terjadi gangguan kesuburan," ujarnya.

Lantas, apa saja faktor penyebab timbulnya mioma? Berikut sejumlah faktor penyebab timbulnya mioma sehingga menimbulkan gangguan menstruasi:

Keturunan Genetik

Jika ada seorang ibu yang mengidap mioma, maka pada anak wanitanya akan berisiko 2,5 kali lebih tinggi mengidap mioma rahim. Kelainan kromosom terutama pada kromosom 12 dan 14, berperan dalam timbulnya mioma rahim pada wanita. 

Kelebihan berat badan

Penyakit Mioma lebih berisiko pada perempuan dengan berat badan berlebih/obesitas, terutama dengan komposisi lemak tubuh lebih dari 30%. Penelitian menunjukkan setiap kenaikan 10 kg berat badan, risiko terjadinya mioma uteri meningkat 21%.

Kelainan Menstruasi

Menstruasi yang terlalu dini juga dapat menjadi penyebab Miom. Pola pertumbuhannya juga bervariasi, ada yang tumbuh dengan cepat dan juga bisa tumbuh dengan lambat. Bahkan bisa juga berukuran sama dan tetap sejak muncul pertama kali.

Kehamilan

Saat hamil, terjadi peningkatan kadar hormon estrogen dan progesteron. Peningkatan aliran darah di dalam rahim ini diduga menjadi penyebab dapat bertumbuh besarnya ukuran mioma saat hamil dan menjadi penyulit terhadap kehamilan, bahkan persalinan bila posisi mioma menutupi jalur persalinan. 

Dokter Aripin menjelaskan, dengan mengenali gejala, penyebab dan sejumlah faktor ini, diharapkan masyarakat semakin mengerti akan pentingnya kesehatan dan menjaga gaya hidup sehat. Sebab, bahaya dari penyakit mioma ini dapat menyebabkan keguguran, umum terjadi pada ibu hamil yang usia kandungannya masih berada di trimester pertama. 

"Jika mioma tumbuh pada saluran leher rahim, otomatis leher rahim akan menyempit dan masuknya sperma menuju rahim pun akan terhambat. Kondisi ini akan menimbulkan kesulitan peluang wanita untuk hamil," kata dr. Aripin.

Editor: Vien Dimyati

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut