Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Jangan Sepelekan Kanker Payudara, Lakukan Pemeriksaan Rutin dan Deteksi Dini
Advertisement . Scroll to see content

Kenali Bahaya Kanker Stadium Awal dan Akhir, Begini Cara Penanganannya  

Minggu, 24 September 2023 - 17:39:00 WIB
Kenali Bahaya Kanker Stadium Awal dan Akhir, Begini Cara Penanganannya  
Ilustrasi kanker. (foto: istimewa)
Advertisement . Scroll to see content

Sitokin dari kanker menyebabkan gangguan pada darah berupa hiperkoagulasi yang menyebabkan darah dari pasien kanker cepat membeku dan menyebabkan gumpalan sepanjang dinding pembuluh darah, suatu kondisi yang disebut dengan tromboemboli. Gumpalan ini menyebabkan gangguan sistem jantung dan pembuluh darah sehingga banyak pasien kanker meninggal karena penyakit ini. Hal ini diperberat dengan fakta sebagian besar pasien kanker adalah kelompok pasien lansia/geriatri yang mengidap berbagai penyakit penyerta seperti diabetes melitus, hipertensi, penyakit kardiovaskular, stroke. 

“Di workshop ini kami membahas berbagai topik yang meliputi nutrisi pada pasien dengan kanker, tatalaksana trombosis pada kanker, manajemen infeksi pada kanker dan persiapan serta penanggulangan efek samping akibat kemoterapi,” katanya. 

Kanker tertentu melibatkan mutasi DNA pada berbagai jalur. Hal inilah yang meningkatkan kesadaran para peneliti di seluruh dunia untuk mempelajari terapi target sesuai dengan mutasi genetik yang terjadi. 

Precision medicine dan terapi sesuai individu (individualized therapy) merupakan penanganan kanker yang digencarkan untuk mengurangi efek samping kemoterapi yang dapat dihindarkan. Penanganan kanker sendiri ditentukan saat penyakit tersebut didiagnosis. 

Kanker stadium dini mendapatkan penanganan yang berbeda dengan kanker stadium lanjut. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memberikan terapi pada pasien kanker di antaranya adalah, harapan hidup, kelayakan mendapatkan terapi sistemik kanker, faktor ekonomi, faktor keluarga dan psikologis pasien. Hal-hal tersebut di antaranya yang dapat membedakan jenis terapi apa yang dapat diberikan pada pasien agar sesuai target. 

Diketahui pada pembukaan ROICAM 10 juga dihadiri Dr Eva Susanti dari Direktorat Jenderal Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan. Workshop juga menghadirkan pembicara dari luar negeri yaitu Prof Peter Gibbs, MBBS, FRACP, MD dari St Vincent Private Hospital Melbourne, Dr. Jittakarn Mitisubin dari Bangkok Hospital, Dr.Lim Zi Yi dari RS Mount Elizabeth Singapura serta Prof. Dong-Wook Kim, M.D, Ph.D Eulji University Korea. 

Editor: Elvira Anna

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut