Kenali Risiko Kelainan Kromosom pada Janin dengan Pemeriksaan NIPT
Karena itu, kata dia, bagi ibu-ibu atau orangtua yang sedang menantikan kelahiran buah hatinya dan cemas mengenai kondisi kesehatan janinnya, bisa melakukan screening test ini. Jika hasilnya low risk, tidak perlu dilakukan amniosentesis.
Jessica menuturkan, ada berbagai faktor yang dapat meningkatkan risiko seorang anak lahir dengan kelainan kromosom, yaitu:
1. Usia ibu saat hamil.
Down syndrome bisa terjadi pada siapapun juga, namun risikonya akan semakin besar pada kehamilan saat usia ibu 35 tahun ke atas.
2. Ada riwayat keluarga dengan kelainan jumlah kromosom.
Beberapa kasus down syndrome diakibatkan salah satu dari orangtuanya memiliki gen pembawa down syndrome atau carrier. Pada wanita yang sebelumnya pernah mengandung bayi dengan down syndrome memiliki risiko untuk mengalami hal yang sama pada kehamilan berikutnya. Namun risiko ini hanya berkisar sekitar 1 persen saja.
3. Faktor lingkungan.
Paparan dari bahan atau zat kimia yang diterima ibu dari lingkungan selama masa kehamilan juga dapat meningkatkan risiko anaknya menderita kelainan kromosom. Salah satu paparan bahan kimia yang berbahaya adalah rokok. Selain dapat menyebabkan terjadinya kelainan kromosom pada janin, merokok saat hamil juga dapat menyebabkan bayi terlahir dengan kelainan jantung.