Ketahui Penyakit dan Pengobatan Pasien melalui Teknologi Genomik, Ini Penjelasannya!
Dia antusias karena tujuan diadakan konferensi ini adalah untuk mengisi gap atau kesenjangan yang terjadi antara penguatan produk genomik yang selama ini dimanfaatkan Indonesia berasal dari luar negeri dan dianggap masih kurang relevan dengan keadaan di Indonesia.
"Gap kedua adalah gap terhadap pengetahuan, yakni bagaimana memberikan edukasi kepada masyarakat agar lebih memahami implementasi genomik yang bisa digunakan di masa sekarang," kata dr Ivan.
dr Ivan menjelaskan, konferensi ini dapat mendorong kolaborasi interdisipliner serta menumbuhkan ide-ide penelitian baru dan memfasilitasi pertukaran pengetahuan di antara para peneliti, pembuat kebijakan, dan perwakilan industri.
"Selain itu, juga akan menyediakan platform untuk diseminasi temuan penelitian baru dan identifikasi kesenjangan penelitian dan arah masa depan," kata Ivan.
Sementara itu, Dirjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kemenkes, dr Lucia Rizka Andalucia menambahkan, teknologi genomik berkembang pesat. Karena itu, diperlukan regulasi terkait dengan teknologi genomik
Dia mengakui, untuk mengembangkan teknologi genomik, pemerintah tidak bisa bekerja sendiri. Diperlukan juga peran lain, yakni masyarakat dan akademisi.
"Teknologi genomik sangat bermanfaat untuk masyarakat Indonesia dan sudah berkembang pesat," kata dr Lucia Rizka.
Untuk itu, Kementerian Kesehatan juga turut mengembangkan Biomedical and Genome Science Initiative (BGSI) guna mengembangkan pengobatan yang lebih tepat bagi masyarakat. Caranya, dengan mengandalkan teknologi pengumpulan informasi genetik (genom) dari manusia maupun patogen seperti virus dan bakteri atau bisa disebut dengan Whole Genome Sequensing (WGS).
"Kenapa? Karena teknologi ini harus diimbangi dengan regulasi yang baik. Kalau tidak akan berakibat negatif karena ada unsur etik, legal dan sebagainya," katanya.
Editor: Vien Dimyati