Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Sosok Sarah Gilbert, Penemu Vaksin AstraZeneca yang Tak Berharap Keuntungan dari Hak Paten
Advertisement . Scroll to see content

Profil Indra Rudiansyah, Mahasiswa Asal Indonesia yang Terlibat Pengembangan Vaksin AstraZeneca

Senin, 19 Juli 2021 - 18:56:00 WIB
Profil Indra Rudiansyah, Mahasiswa Asal Indonesia yang Terlibat Pengembangan Vaksin AstraZeneca
Indra Rudiansyah, sosok mahasiswa asal Indonesia yang terlibat vaksin AstraZeneca. (Foto: LPDP).
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Sosok Indra Rudiansyah tengah menjadi buah bibir warganet. Indra merupakan mahasiswa asal Indonesia yang terlibat dalam pengembangan vaksin Covid-19, AstraZeneca. 

Berasal dari Indonesia, Indra merupakan penerima beasiswa LPDP program doktoral pada Clinical Medicine, The University of Oxford, Inggris. Ya, pria yang kini mengenyam pendidikan S3 tersebut merupakan bagian dari tim riset vaksin Covid-19 Oxford/AstraZeneca, bersama dengan Sarah Gilbert, Kepala Institut Jenner di Oxford University sekaligus ahli vaksinasi di Inggris.

Beberapa waktu lalu, Sarah memperkenalkan sejumlah tim risetnya yang bekerja di balik terciptanya vaksin AstraZeneca. Salah satunya adalah Indra Rudiansyah, yang dengan bangganya berujar bahwa dia berasal dari Indonesia.

“Saya berasal dari Indonesia. Saya mahasiswa di Jenner Institute. Kebanyakan, saya melakukan riset yang fokus mengembangkan vaksin untuk melawan beberapa penyakit,” kata Indra dikutip dari video ‘The Oxford Vaccine: Meet the team behind the breakthrough’ yang diunggah di kanal YouTube Deutsche Bank, Senin (19/7/2021).

Indra Rudiansyah mahasiswa Indonesia yang ikut terlibat vaksin AstraZeneca. (Foto: LPDP)
Indra Rudiansyah mahasiswa Indonesia yang ikut terlibat vaksin AstraZeneca. (Foto: LPDP)

Penyakit-penyakit itu di antaranya HIV, Ebola, dan yang berpotensi menimbulkan pandemi seperti SARS, MERS dan Covid-19. Selain itu, di video tersebut, Indra juga mengungkapkan tantangan saat mengembangkan vaksin Covid-19.

“Mengerjakan project ini cukup menantang, karena kami harus bekerja berkejaran waktu dengan virus ini dan kita tahu banyak korban yang meninggal karena Covid-19. Tantangan lainnya juga, kami pun harus bekerja dalam situasi yang berbeda karena pandemi, seperti harus melakukan social distancing dan mengurangi keleluasaan di laboratorium,” ujarnya.

Mengutip dari unggahan akun Facebook resmi LPDP Kementerian Keuangan RI, dalam tim tersebut, Indra berperan dalam tahapan uji klinis untuk melihat antibody response dari para volunteer yang sudah divaksinasi. Dalam pengembangan vaksin, Indra bahkan telah menghabiskan waktu rata-rata 10 jam di laboratorium setiap hari.

Diketahui, sebelum menjejakkan kaki di Oxford, Indra Rudiansyah mengenyam pendidikan S1 di Institut Teknologi Bandung (ITB) jurusan Mikrobiologi dan S2 jurusan Bioteknologi di kampus yang sama. Pria 29 tahun ini juga sempat menjadi peneliti pada perusahaan BUMN yang bergerak di bidang farmasi.

Sosok Indra Rudiansyah ini pun lantas membuat masyarakat Indonesia bangga. Salah satunya, Ketua Dewan Pertimbangan PB IDI, Prof Zubairi Djoerban yang salut dengan sosok Indra.

“Saya akan mengingat namanya: Indra Rudiansyah, mahasiswa S3 Program Clinical Medicine, Jenner Institute, Universitas Oxford. Indra adalah bagian dari tim Sarah Gilbert, penemu Vaksin AstraZeneca yang menyerahkan hak paten temuannya itu. Salut,” kata Prof Zubairi melalui akun Twitternya.

Editor: Dyah Ayu Pamela

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut