Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Alami Menstruasi Terlalu Dini? Disarankan Rutin Deteksi Dini Kanker Payudara
Advertisement . Scroll to see content

Sebelum Kondisi Parah, Lakukan Langkah Awal Deteksi Dini Kanker Payudara Secara Mandiri

Senin, 31 Agustus 2020 - 18:42:00 WIB
Sebelum Kondisi Parah, Lakukan Langkah Awal Deteksi Dini Kanker Payudara Secara Mandiri
Konsultasi kesehatan dengan dokter. (Foto: Boldsky)
Advertisement . Scroll to see content

Hal tersebut tak lain karena kanker payudara umumnya dimulai dengan adanya benjolan yang tumbuh di sekitar area payudara. Sayangnya, gejala tersebut kerap diabaikan karena tak menimbulkan rasa sakit.

"Biasanya dimulai dengan adanya benjolan. Seringkali benjolan ini diabaikan karena biasanya tidak menimbulkan rasa sakit sampai dia berukuran besar baru sakit atau menimbulkan luka. Biasanya yang begini sudah terkena pada stadium lebih lanjut," kata dr. Ronald.

Menurut dr. Ronald, akan lebih baik jika kanker dapat dideteksi pada stadium satu atau dua. Sebab, kanker yang terdeteksi setelah menyentuh stadium tiga ataupun empat cenderung memiliki harapan sembuh yang lebih kecil.

"Kita tahu semua jenis kanker kalau datangnya stadium satu atau dua, itu harapan sembuhnya tinggi. Tetapi kalau tumornya sudah besar atau sudah ada luka, itu biasanya sudah stadium tiga atau empat, maka pengobatan lebih sulit dan harapan sembuhnya lebih kecil," katanya.

Selain itu,bagi wanita yang telah memasuki kelompok usia di atas 40 tahun, dr Ronald menganjurkan untuk melakukan pemeriksaan mamografi, yaitu pemeriksaan payudara manusia dengan menggunakan sinar-X dosis rendah. Saat ini, mamografi digunakan untuk melihat beberapa tipe tumor dan kista, yang telah terbukti dapat mengurangi mortalitas akibat kanker payudara.

Pada kelompok usia 40-45 tahun ke atas disarankan melakukan mammografi setidaknya satu tahun sekali. “Karena mungkin tumor yang masih kecil atau belum jelas jika diraba, dengan mamografi sudah terlihat jika ada benjolan di payudara yang mencurigakan," kata dr. Ronald.

Editor: Tuty Ocktaviany

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut