Tips Cegah Virus Korona: Cuci Tangan dengan Alkohol dan Hindari Hewan Liar

JAKARTA, iNews.id - Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mengimbau masyarakat tidak panik dalam merespons wabah virus korona yang berasal dari Wuhan, China dan kini telah menyebar ke sejumlah negara. Kendati demikian, masyarakat harus tetap waspada.
Ketua Umum IDI Daeng Mohammad Faqih menuturkan, bila masyarakat mengalami gejala demam, batuk disertai kesulitan bernafas agar segera mencari pertolongan ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat. Dalam menyikapi kejadian ini, terpenting yakni melakukan langkah-langkah pencegahan.
Menurut Faqih, masyarakat harus melakukan atau meningkatkan gaya hidup sehat. Salah satunya yakni dengan menjaga kebersihan tangan secara rutin, terutama sebelum memegang mulut, hidung dan mata, serta instalasi publik.
”Caranya dengan mencuci tangan dengan sabun dan bilas dengan air mengalir setidaknya selama 20 detik. Cuci dengan air dan keringkan dengan handuk atau kertas sekali pakai. Jika tidak ada fasilitas cuci tangan, dapat menggunakan sanitizer alkohol 70-80%," kata Daeng melalui keterangan tertulis, Minggu (26/1/2020).
BACA JUGA: Negara-Negara yang Terjangkit Virus Korona
Dokter lulusan Universitas Brawijaya (UB) Malang ini menuturkan, langkah lainnya yakni dengan menghindari mengusap mata, hidung dan mulut sebelum mencuci tangan. Kemudian, menutup mulut dan hidung dengan tisu ketika bersin atau batuk, serta menggunakan masker dan segera berobat ke fasilitas pelayanan kesehatan ketika memiliki gejala saluran napas.
Bagi yang sedang sakit juga dianjurkan untuk istirahat cukup, menjaga kesehatan dengan mengkonsumsi buah dan sayur minimal 3 kali per hari dan makan makanan bergizi.
"Saran lainnya hindari kontak dekat dengan orang yang sakit infeksi saluran napas, sering mencuci tangan, khususnya setelah kontak dengan pasien dan lingkungannya. Hindari menyentuh hewan atau unggas atau hewan liar (wild animals)," katanya.
Dia juga meminta untuk selalu mematuhi petunjuk keamanan makanan dan aturan kebersihan. Jika merasa kesehatan tidak nyaman ketika di daerah outbreak (terjangkit), terutama demam atau batuk, gunakan masker dan cari layanan kesehatan.
Setelah kembali dari daerah outbreak, disarankan untuk konsultasi ke dokter jika terdapat gejala demam atau gejala lain dan beritahu dokter riwayat perjalanan serta gunakan masker untuk mencegah penularan penyakit.
BACA JUGA: Dokter yang Menangani Korban Virus Korona Meninggal
Dia menjelaskan, pneumonia merupakan infeksi atau peradangan akut di jaringan paru yang disebabkan oleh berbagai mikroorganisme, seperti bakteri, virus, parasit, jamur, pajanan bahan kimia atau kerusakan fisik paru.
Pneumonia dapat menyerang siapa aja, seperti anak-anak, remaja, dewasa muda dan lanjut usia, namun lebih banyak pada balita dan lanjut usia. Angka kejadian pneumonia lebih sering terjadi di negara berkembang.
Pneumonia dibagi menjadi tiga yaitu community acquired pneumonia (CAP) atau pneumonia komunitas, hospital acquired pneumonia (HAP) dan ventilator associated pneumonia (VAP), dibedakan berdasarkan darimana sumber infeksi dari pneumonia. Pneumonia yang sering terjadi dan dapat bersifat serius bahkan kematian yaitu pneumonia komunitas.
Saat ini sedang terjadi kasus-kasus pneumonia berat yang bermula dari adanya laporan kasus di Kota Wuhan, China. Penyebabnya adalah coronavirus jenis baru yang dikenal sebagai Novel Coronavirus (2019-nCOV). Kasus-kasus ini kemudian meningkat cepat. Hingga tanggal 23 Januari 2020 dilaporkan telah mencapai 830 lebih kasus d iseluruh dunia dan 25 orang meninggal dunia.
Selain di Wuhan, beberapa negara melaporkan kasus-kasus suspek serupa dengan di Wuhan yaitu di Thailand, Hong Kong, Macau, Jepang, Vietnam, Singapura, Korea Selatan dan AS.
Namun, kata dia, Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO belum merekomendasikan secara spesifik untuk traveler atau restriksi perdagangan dengan China. Saat ini, WHO masih terus melakukan pengamatan.