Waspadai Kesemutan pada Tangan dan Kaki, Bisa Jadi Gejala Neuropati Diabetik

Sekretaris Umum Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI), Wismandari menjelaskan, diabetes adalah penyakit menahun (kronis) berupa gangguan metabolik yang ditandai dengan kadar gula darah yang melebihi batas normal.
Menurutnya, permasalahan yang ada saat ini terkait penyakit diabetes adalah sebagian besar (sekitar 3 di antara 4 orang) penderita diabetes tidak menyadari kalau dirinya menderita penyakit diabetes dan kurangnya kesadaran terhadap kontrol berkala.
"Orang dengan diabetes memiliki risiko komplikasi seperti stroke, penyakit jantung koroner, arteri perifer, retinopati diabetik, nefropati diabetik dan neuropati. Komplikasi diabetes, selain dapat menimbulkan kematian, juga dapat mengurangi kualitas hidup, contohnya gangguan neuropati diabetik yang dapat membuat penderita tidak menyadari bila ada luka pada tubuhnya," kata dr Wismandari
Oleh karena itu, lanjut dia, orang dengan diabetes harus teratur melakukan konsultasi atau kontrol ke dokter, patuh pada rekomendasi penanganan yang diberikan oleh dokter dan melakukan deteksi dini risiko penyakit penyerta.
Dokter Spesialis Saraf, Rizaldy Taslim Pinzon menjelaskan, rasa kebas, kesemutan, rasa seperti tertusuk, dan sensasi panas atau terbakar di tangan dan kaki merupakan gejala umum dari neuropati yang dapat memengaruhi kualitas hidup pasien.
"Kerusakan saraf dapat bersifat irreversible jika lebih dari 50 persen serabut saraf telah rusak. Untuk itu, deteksi dan penanganan sedini mungkin sangat penting dilakukan. Konsumsi vitamin B neurotropik yang efektif turunkan gejala neuropati diabetik sebesar 66% berdasarkan Studi Klinis 2018 Nenoin," kata dr Rizaldy Taslim.
Dia menjelaskan, berdasarkan Studi Klinis 2018 Nenoin, mengonsumsi satu tablet berisi Vitamin B1 (100mg), B6 (100mg) dan B12 (5000mg) selain dapat mengurangi gejala neuropati secara efektif, juga terbukti aman digunakan dalam jangka panjang oleh orang dengan diabetes.
Perlu diketahui, menurut International Diabetes Federation (IDF) Atlas edisi ke-10, saat ini setidaknya 1 dari 10 orang atau sebanyak 537 juta orang di dunia hidup dengan diabetes. Apabila tidak ada intervensi, angka ini diproyeksikan akan meningkat, mencapai 643 juta pada tahun 2030 dan 784 juta pada tahun 2045.