Deretan Penyanyi Keroncong Legendaris Asal Solo, Nomor 3 Lagunya Diterjemahkan ke 13 Bahasa
JAKARTA, iNews.id - Terdapat sejumlah penyanyi keroncong legendaris asal Solo. Bakat seni yang dimiliki akhirnya mampu membawa mereka menjadi penyanyi papan atas di kancah nasional.
Secara tidak langsung, para penyanyi ini juga ikut melestarikan aliran musik keroncong yang sudah mulai ditinggalkan. Pasalnya, karya-karya mereka masih banyak didengarkan sampai saat ini.
Lantas, siapa saja penyanyi keroncong legendaris Indonesia asal Solo? Berikut ini adalah rangkumannya yang dilansir iNews.id dari berbagai sumber, Kamis (23/3/2023).
Waldjinah adalah maestro keroncong Indonesia kelahiran Solo, Jawa Tengah, 7 November 1945. Ia melejit setelah menyabet gelar juara dalam lomba menyanyi bertajuk Ratu Kembang Kacang” yang diselenggarakan oleh RRI dan Perfini (Perusahaan Film Nasional Indonesia) pada tahun 1958.
Bakat Waldjinah ini juga diakui oleh Presiden Soekarno, dimana ia berhasil menerima penghargaan sebagai Pengabdi Seni Nasional pada tahun 1965. Ia bahkan sempat menggelar konser di Singapura.
Kini, Waldjinah memang sudah jarang manggung atau tampil di layar kacah. Namun, ia masih melestarikan musik keroncong dengan membuka les bagi siapa saja yang mau mempelajari aliran musik tersebut.
Pemilik nama asli Endah Sri Murwani ini lahir di Sukoharjo, Jawa Tengah, 3 Agustus 1976. Kariernya sebagai penyanyi keroncong ternyata bermula dengan ketidaksengajaan.
Saat masih remaja, ia sempat bersenandung di sebuah toilet umum hingga didengar oleh seorang sopir truk. Karena suaranya sangat merdu, ia diminta untuk bernyanyi di acara pernikahan anak sang sopir.
Meskipun awalnya menolak, Endah Laras akhirnya menuruti kemauan tersebut hingga berhasil tampil di hadapan tamu undangan. Dari sanalah, grup musik keroncong yang mengiringinya saat bernyanyi tertarik mengajaknya untuk bergabung.
Endah Laras akhirnya berhasil merilis album perdananya yang berjudul Gemes pada tahun 1996. Tak hanya bernyanyi, ia bahkan sukses menciptakan lagu, seperti Kangen Kanca, dan Neng Omah Dewe.