JAKARTA, iNews.id- Ternyata ada amalan 1 menit yang dapat menghapus dosa 100 tahun. Di dalam waktu yang sempit dapat membawa pahala dan manfaat yang begitu besar.
Dilansir dari Youtube Dunia Islam dan Ngaji Sunnah, Ustaz Khalid Basalamah membeberkan beberapa amalan 1 menit yang dapat menghapus dosa 100 tahun.
Bacaan Sayyidul Istighfar, Lengkap Tulisan Arab, Latin hingga Manfaatnya
Amalan 1 menit yang dapat menghapus dosa 100 tahun
1. Membaca Istigfar
Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam telah memberi contoh kepada umatnya untuk rajin beristighfar (membaca astaghfirullah). Karena manusia tidak luput dari kesalahan dan dosa, maka istighfar dan taubat harus dijaga setiap saat.
"Dalam satu menit Anda boleh percaya perkaatn saya dan dihutng pakai stopwatch 60 detik saja, jamaah sekalian dalam 1 menit Anda bisa beristigfar 100 kali. Bacaannya 'Astagfirullah'. Anda hitung 60 menit itu bisa 100 kali. Apakah Anda sadar, beristigfar satu kali saja bisa mengampuni dosa Anda 70 tahun, 100 tahun. Bagaimana dengan 100 istigfar?" kata Ustaz Khalid Basalamah dikutip dari Youtube Dunia Islam, Senin (3/7/2023).
7 Amalan Bulan Dzulhijjah yang Patut Dikerjakan setiap Muslim
Bacaan yang dimaksud adalah:
أَسْتَغْفِرُ اللهَ
“Aku memohon ampun kepada Allah.”
5 Keutamaan Bulan Dzulhijjah, Kerjakan Amalan Ini
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
يَا ابْنَ آدَمَ لَوْ بَلَغَتْ ذُنُوبُكَ عَنَانَ السَّمَاءِ ، ثُمَّ اسْتَغفَرْتَنِيْ ، غَفَرْتُ لَكَ
Syarat Sah Haji dan Umroh Lengkap dengan Rukun, Amalan Wajib, dan Larangan
“Wahai anak adam seandainya dosamu menjulang tinggi ke langit, lalu engkau banyak istighfar dan banyak memohon ampun kepadaku maka aku ampuni dosa-dosamu. (HR. Tirmidzi, dihasankan al-Albani dalam as-Silsilah al-Ahadits ash-Shahihah no. 127)
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia mendengar Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
8 Keutamaan Bulan Dzulhijjah, Nomor 4 Amalannya Paling Dicintai Allah
وَاللَّهِ إِنِّى لأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ وَأَتُوبُ إِلَيْهِ فِى الْيَوْمِ أَكْثَرَ مِنْ سَبْعِينَ مَرَّةً
“Demi Allah, aku sungguh beristighfar pada Allah dan bertaubat pada-Nya dalam sehari lebih dari 70 kali.” (HR. Bukhari no. 6307).
Dari Al Aghorr Al Muzanni, yang merupakan sahabat Nabi, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّهُ لَيُغَانُ عَلَى قَلْبِى وَإِنِّى لأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ فِى الْيَوْمِ مِائَةَ مَرَّةٍ
“Ketika hatiku malas, aku beristighfar pada Allah dalam sehari sebanyak seratus kali.” (HR. Muslim no. 2702).
Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mengajarkan umatnya untuk sering beristighfar (membaca astaghfirullah) dan bertaubat. Dalam hadis, beliau menyebutkan bahwa beliau sendiri beristighfar lebih dari 70 kali dalam sehari.
Terus-menerus beristighfar dapat menghapus dosa-dosa dan kesalahan yang tak disengaja. Amalan ini memotivasi umat Islam untuk rajin bertaubat dan mengingat Allah.
2. Membaca Subhanallah wa bihamdihi subhanaallahi adziim
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
كَلِمَتَانِ خَفِيفَتَانِ عَلَى اللِّسَانِ ، ثَقِيلَتَانِ فِى الْمِيزَانِ ، حَبِيبَتَانِ إِلَى الرَّحْمَنِ سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ ، سُبْحَانَ اللَّهِ الْعَظِيمِ
“Dua kalimat yang ringan di lisan, namun berat dalam timbangan (amalan) dan dicintai oleh Ar-Rahman, yaitu SUBHANALLAHI WA BIHAMDIH, SUBHANALLAHIL ‘AZHIM (Maha Suci Allah, segala pujian untuk-Nya. Maha Suci Allah Yang Maha Mulia).” (HR. Bukhari, no. 6682 dan Muslim, no. 2694)
Hadis ini mengajarkan pentingnya mengucapkan kalimat-kalimat tasbih ini sebagai bentuk penghormatan dan pengagungan kepada Allah.
3. Laa Haula Wa Laa Quwwata Illa Billah
Kalimat yang kita kenal sebagai "hauqolah" merupakan dzikir yang sudah sangat familiar di telinga dan ucapan kita. Biasanya, kita mengucapkannya ketika mendengar adzan, setelah menunaikan shalat, atau saat terpukau dengan sesuatu yang menakjubkan.
Artinya adalah bahwa segala sesuatu tidak akan berdaya dan kuat kecuali dengan izin Allah Ta'ala. Kekuatan dan usaha kita sendiri tidaklah cukup.
Rasulullah Shallalahu’alaihi Wasallam bersabda:
يَا عَبْدَ اللَّهِ بْنَ قَيْسٍ أَلاَ أَدُلُّكَ عَلَى كَنْزٍ مِنْ كُنُوزِ الْجَنَّةِ ». فَقُلْتُ بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ. قَالَ « قُلْ لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللَّهِ »
“Wahai Abdullah bin Qais, maukah engkau kuberitahu tentang salah satu tabungan surgawi? Abdullah bin Qais menjawab: ‘Tentu, wahai Rasulullah’. Ia bersabda: ‘Ucapkanlah laa haula wa laa quwwata illa billah’” (HR. Bukhari no.4205, Muslim no.7037)
Makna yang terkandung dalam kalimat ini sangatlah mendalam. Dalam segala hal, termasuk pencapaian dan perubahan kondisi yang lebih baik, kita harus mengandalkan kehendak Allah dan pertolongan-Nya.
Tidak ada dukun, jin, benda bertuah, atau kekuatan manusia yang dapat memberikan bantuan sejati. Hanya dengan bergantung pada Allah kita akan menemukan jalan yang benar dan keberhasilan yang hakiki..
Makna dari kalimat ini adalah, bahwa tercapainya sesuatu, perubahan kondisi menjadi lebih baik, adalah semata-mata karena kehendak Allah dan pertolongan dari-Nya. Bukan karena pertolongan dukun, bantuan jin, keajaiban jimat atau kesaktian kyai. Sama sekali bukan
- Sumatra
- Jawa
- Kalimantan
- Sulawesi
- Papua
- Kepulauan Nusa Tenggara
- Kepulauan Maluku