Arti Mimpi Bersetubuh dengan Suami yang Sudah Meninggal, Apakah Dijelaskan Syariat?
JAKARTA, iNews.id - Sebagian orang mungkin pernah bertanya-tentang tentang apa arti mimpi bersetubuh dengan suami yang sudah meninggal?
Hal tersebut memang terdengar tidak lazim. Namun, apapun bisa terjadi dalam mimpi. Terlebih, setiap orang pasti pernah mendapatkan bunga tidur dalam berbagai penggambaran.
Sebagian meyakini bahwa mimpi membutuhkan penjelasan atau gambaran makna. Bahkan tak jarang bahwa mimpi diartikan sebagai pesan-pesan Illahi.
Lantas bagaimana dengan mimpi bersetubuh dengan suami yang telah meninggal? Apakah hal tersebut dijelaskan dalam syariat? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, ada baiknya jika melihat dari sisi khazanah keislaman terkait tafsir mimpi.
Dilansir iNews.id dari laman NU, Kamis (4/8/2022), tafsir mimpi termasuk disiplin ilmu yang paling sulit dipelajari jika dibandingkan dengan ilmu-ilmu yang lain.
Pasalnya, mimpi merupakan salah satu bagian dari wahyu kenabian, sehingga tidak semua mimpi bisa ditafsirkan dan tidak semua orang bisa secara sembarangan menafsirkan arti dari sebuah mimpi.
Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam mengelompokkan jenis mimpi menjadi tiga bagian. Dalam salah satu haditsnya, beliau bersabda:
وَالرُّؤْيَا ثَلَاثٌ، الحَسَنَةُ بُشْرَى مِنَ اللَّهِ، وَالرُّؤْيَا يُحَدِّثُ الرَّجُلُ بِهَا نَفْسَهُ، وَالرُّؤْيَا تَحْزِينٌ مِنَ الشَّيْطَانِ، فَإِذَا رَأَى أَحَدُكُمْ رُؤْيَا يَكْرَهُهَا فَلَا يُحَدِّثْ بِهَا أَحَدًا وَلْيَقُمْ فَلْيُصَلِّ
"Mimpi itu ada tiga. Mimpi baik yang merupakan kabar gembira dari Allah, mimpi karena bawaan pikiran seseorang (ketika terjaga), dan mimpi menyedihkan yang datang dari setan. Jika kalian mimpi sesuatu yang tak kalian senangi, maka jangan kalian ceritakan pada siapa pun, berdirilah dan shalatlah!" (HR Muslim).
Berdasarkan hadits di atas dapat dipahami bahwa tidak semua mimpi yang dialami oleh seseorang dapat dijadikan sebagai petunjuk, sebab ada kemungkinan mimpi yang dialami bukan berasal dari petunjuk Allah.
Pasalnya, mimpi bisa saja merupakan bisikan setan atau dampak saking dalamnya seseorang memikirkan satu hal tertentu sehingga objek tersebut terbawa dalam mimpinya.
Mimpi yang dapat dijadikan pijakan atau yang boleh diyakini adalah mimpi yang betul-betul berasal dari petunjuk Allah subhanahu wa Ta’ala. Dalam Al-Qur’an dijelaskan:
لَهُمُ الْبُشْرَى فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الْآخِرَةِ
"Bagi mereka berita gembira dalam kehidupan dunia dan di akhirat” (QS Yunus: 64).
Makna 'berita gembira' yang dimaksud dalam ayat tersebut adalah mimpi baik yang dialami oleh seorang Muslim. Dalam salah satu Hadits, makna ayat di atas dijelaskan:
هِيَ الرُّؤْيَا الصَّالِحَةُ، يَرَاهَا الْمُسْلِمُ، أَوْ تُرَى لَهُ
"Yang dimaksud kegembiraan dalam ayat di atas adalah mimpi yang baik yang terlihat oleh orang Muslim atau yang diperlihatkan padanya" (HR Ibnu Majah).
Untuk membedakan antara mimpi yang benar-benar petunjuk dari Allah dengan mimpi yang berasal dari bisikan setan salah satunya dengan menandai waktu terjadinya mimpi tersebut.
Jika mimpi terjadi pada dini hari atau saat waktu sahur maka kemungkinan besar mimpi itu adalah mimpi yang benar dan dapat ditafsirkan. Sedangkan mimpi yang dipandang merupakan bisikan dari setan adalah mimpi yang terjadi pada awal-awal malam atau saat petang. Ketentuan ini seperti yang dijelaskan oleh Ibnu al-Jauzi:
"Mimpi yang paling benar adalah di waktu sahur, sebab waktu tersebut adalah waktu turunnya (isyarat) ketuhanan, dekat dengan rahmat dan ampunan, serta waktu diamnya setan. Kebalikannya adalah mimpi di waktu petang (awal waktu malam)" (Ibnu Qayyim al-Jauziyah, Madarij as-Salikin, juz 1, hal. 76).
Sebagian orang menganggap mimpi tentang bersetubuh dengan dengan mendiang suami hanyalah sebagai bunga tidur saja. Sehingga, mimpi tersebut hanya dianggap sebagai mimpi yang biasa dan tanpa perlu dicari makna ataupun artinya.
Kendati demikian, mungkin ada juga yang menganggap jika bermimpi bersetubuh dengan suami yang sudah meninggal adalah sebuah pertanda atau isyarat tertentu. Terutama terkait akan datangnya suatu kejadian. Oleh sebab itu, tidak heran jika mereka merasa mimpi tersebut perlu ditafsirkan atau diartikan maknanya.
Pada setiap mimpi, selalu ada dua sisi yang mesti diperhatikan. Keduanya bisa saja memiliki keterkaitan lantaran erat berhubungan dengan peristiwa dunia yang sebelumnya dialami oleh seseorang.
Bermimpi tentang bersetubuh dengan suami bisa saja dianggap memiliki kesan bahagia dan gembira. Namun, bisa juga itu dianggap sebagai mimpi buruk atau kehadiran akan datangnya hal yang kurang baik.
Pertanyaannya, apakah mimpi bersetubuh dengan almarhum suami tergolong dalam kriteria mimpi yang baik atau pesan gembira, atau justru pengaruh 'setan' atau hal yang tidak menggembirakan?
Bagaimanapun, pada akhirnya kita sendirilah yang bisa memutuskan dan memaknai mimpi tersebut sembari menyadari bahwa segala sesuatunya ditentukan oleh kekuasaan Tuhan yang Maha Kuasa.
Karena itulah, penafsiran makna dan arti mimpi bersetubuh dengan suami yang telah meninggal hendaknya dijadikan sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam hidup saat ini dan masa depan. Mimpi tersebut bukanlah acuan mutlak yang akan menentukan kehidupan nyata.
Lebih bijaksana, mimpi tentang bersetubuh dengan suami yang telah meninggal dijadikan sebagai refleksi akan kehidupan yang sedang dialami di masa kini. Pasalnya, hal itu menjadi 'ingatan' yang masih berkaitan dengan masa lalu seseorang tersebut.
Dengan tetap berprasangka baik terhadap segala sesuatu yang dialami, akan memberikan keteguhan hati dan kemantapan jiwa bahwa hanya Allah SWT yang Maha Mengetahui apa yang terbaik untuk hamba-Nya.
Karenanya, hendaknya selalu mengingat kekuasaan Tuhan terhadap apapun termasuk mimpi bersetubuh dengan suami yang telah meninggal. Pada intinya, mimpi tersebut mungkin masih erat kaitannya dengan aktivitas kehidupan sehari-hari.
Itulah pembahasan mengenai arti mimpi bersetubuh dengan suami yang telah meninggal. Apapun itu, patutnya dijadikan renungan yang positif dan bijaksana.
Editor: Komaruddin Bagja