Bacaan Bilal Sholat Jum'at Lengkap dengan Panduan dan Doanya
Ketika khatib duduk selesai khutbah pertama, bilal membaca sholawat.
اللَّـٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا وَمَوْلاَنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
Sedangkan jemaah dianjurkan untuk berdoa karena doa di antara dua khutbah merupakan waktu mustajab.
Setelah khatib selesai,bilal atau muraqqi kemudian mengumandangkan iqomah atau qomat sebagai pertanda dilaksanakannya sholat Jumat.
اَللهُ اَكْبَر، اَللهُ اَكْبَر
أَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّاللهُ
اَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ
حَيَّ عَلَى الصَّلاَةِ
حَيَّ عَلَى الْفَلاَحِ
قَدْ قَامَتِ الصَّلاَةُ ، قَدْ قَامَتِ الصَّلاَةُ
اَللهُ اَكْبَر، اَللهُ اَكْبَر
لاَ إِلَهَ إِلاَّالله
Dikutip dari pecihitam.org, bacaan-bacaan bilal dalam shalat Jum'at tersebut, minimal mengandung empat hal.
1. Berisi anjuran mendengarkan secara seksama khutbah yang akan disampaikan khatib.
2. Larangan berbicara saat khutbah berlangsung.
3. Pembacaan shalawat kepada Nabi.
4. mendoakan kaum muslimin dan muslimat.
Syaikh Sulaiman al-Jamal menulis:
قال حج وأقول يستدل لذلك أي للسنة بأنه صلى الله عليه وسلم أمر من يستنصت له الناس عند إرادته خطبة منى في حجة الوداع وهذا شأن المرقى فلا يدخل في حد البدعة أصلا إهـ
“Ibnu Hajar Al-Haitami berkata, saya mengatakan, dalil mengangkat muraqqi dari sunah Nabi adalah bahwa Rasulullah memerintahkan seseorang untuk mengintruksikan manusia untuk diam saat beliau Nabi hendak menyampaikan khutbah Mina di Haji wada’, yang demikian ini adalah ciri khas dari seorang muraqqi, maka tradisi tarqiyyah sama sekali tidak masuk dalam kategori bid’ah.” (Hasyiyah al-Jamal ‘ala Fath al-Wahhab, Juz II, halaman 35).