Begini Cara Memuaskan Suami pada Masa Nifas menurut Islam, Bikin Rumah Tangga Makin Harmonis
Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata,
لَكِنْ لَهُ أَنْ يَسْتَمْتِعَ مِنْ الْحَائِضِ وَالنُّفَسَاءِ بِمَا فَوْقَ الْإِزَارِ وَسَوَاءٌ اسْتَمْتَعَ مِنْهَا بِفَمِهِ أَوْ بِيَدِهِ أَوْ بِرِجْلِهِ فَلَوْ وَطِئَهَا فِي بَطْنِهَا وَاسْتَمْنَى جَازَ . وَلَوْ اسْتَمْتَعَ بِفَخِذَيْهَا فَفِي جَوَازِهِ نِزَاعٌ بَيْنَ الْعُلَمَاءِ . وَاَللَّهُ أَعْلَمُ .
“Boleh bagi seorang suami mencumbu wanita haidh atau wanita yang mengalami nifas di atas sarungnya. Ia boleh mencumbunya dengan mulut, tangan atau kakinya. Seandainya ia menyetubuhinya di perutnya, lalu keluarlah mani, maka itu masih dibolehkan. Namun jika ia mencumbu istrinya pada kedua paha istrinya (belum sampai kemaluan, pen), maka tentang bolehnya diperselisihkan para ulama.” (Majmu’ Al Fatawa, 21/624)
Jadi meskipun dalam kondisi nifas, istri dapat memuaskan suami asal tidak sampai kepada persetubuhan. Karena ada kafaratnya secara hukum Islam. Dari sisi kesehatan berjima' atau penetrasi kepada wanita haidh atau nifas ternyata banyak penyakit yang akan ditimbulkannya.
Itulah penjelasan mengenai cara memuaskan suami pada masa nifas menurut Islam. Semoga bermanfaat. Wallahu waliyyut taufiq
Editor: Komaruddin Bagja