Hikmah Qurban dan Akikah, Makna Mendalam dalam Beribadah
JAKARTA, iNews.id - Inilah hikmah qurban dan akikah yang patut Anda ketahui. Qurban dan akikah, dua ibadah dalam Islam yang sering dikaitkan dengan persembahan hewan. Meski memiliki tujuan berbeda, keduanya sama-sama sarat dengan hikmah dan membawa dampak positif bagi pelakunya dan masyarakat sekitar.
Qurban, yang dilaksanakan pada hari raya Idul Adha, merupakan manifestasi dari ketaatan dan pengorbanan sebagaimana dicontohkan oleh Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail. Sedangkan akikah, yang dilakukan sebagai ungkapan syukur atas kelahiran seorang anak, mengajarkan kita tentang rasa syukur dan kepedulian terhadap sesama.
Dilansir dari laman resmi Muhammadiyah, inilah hikmah qurban dan akikah yang bisa Anda simak beserta dengan dalilnya:
Dalam Al-Qur’an, Allah SWT berfirman:
فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ
“Maka dirikanlah salat karena Tuhanmu; dan berqurbanlah.” (QS. Al-Kautsar: 2)
Dan dalam konteks qurban lebih luas, firman-Nya:
وَلِكُلِّ أُمَّةٍ جَعَلْنَا مَنْسَكًا لِيَذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ عَلَىٰ مَا رَزَقَهُمْ مِنْ بَهِيمَةِ الْأَنْعَامِ
“Dan bagi setiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (kurban), agar mereka menyebut nama Allah atas rezeki yang dikaruniakan Allah kepada mereka berupa hewan ternak.” (QS. Al-Hajj: 34)
Dari hadits, Rasulullah SAW bersabda:
كُلُّ غُلاَمٍ رَهِيْنَةٌ بِعَقِيْقَتِهِ تُذْبَحُ عَنْهُ يَوْمَ سَابِعِهِ وَيُحْلَقُ رَأْسُهُ
“Setiap anak yang lahir tergadai aqiqahnya yang disembelih pada hari ketujuh, dan pada hari itu ia diberi nama dan digunduli rambutnya.” (Hadits Sahih Riwayat Ahmad, Abu Daud, Tirmidzi, Nasa’I, Ibnu Majah, Baihaqi dan Hakim)
Hadits ini menjelaskan tentang pentingnya melaksanakan akikah dan tata cara yang dianjurkan, termasuk waktu pelaksanaan dan jumlah hewan yang disyariatkan.
Kisah Nabi Ibrahim yang rela mengurbankan putranya, Ismail, sebagai bentuk kepatuhan kepada Allah SWT menjadi landasan utama ibadah qurban. Ini mengajarkan kita pentingnya memiliki keteguhan iman dan rela berkorban demi kehendak Allah.
Qurban menjadi wujud syukur atas rezeki dan nikmat yang telah Allah SWT berikan. Dengan berbagi daging kurban kepada yang membutuhkan, kita diingatkan pentingnya berbagi dan peduli sesama.
Distribusi daging kurban kepada golongan kurang mampu mempererat hubungan sosial dan menumbuhkan rasa empati dalam masyarakat.
Menyucikan Harta: Hewan kurban yang disembelih menjadi penyucian sebagian harta yang dimiliki. Ini mengingatkan kita untuk menggunakan harta di jalan Allah SWT dan bermanfaat bagi orang lain.
Akikah dilaksanakan sebagai ungkapan syukur atas anugerah kelahiran anak. Ini juga menjadi tanda harapan dan doa bagi keselamatan dan kebaikan sang anak.
Akikah dipercaya dapat menjadi penebus fitrah bagi anak yang baru lahir. Ini melengkapi kesempurnaan ibadah dan harapan agar anak terhindar dari berbagai bahaya.
Sama seperti qurban, akikah juga disertai pembagian daging kepada kerabat, tetangga, dan masyarakat sekitar. Ini mempererat silaturahmi dan menumbuhkan semangat berbagi.
Akikah termasuk sunnah yang dianjurkan Nabi Muhammad SAW. Melaksanakannya berarti mengikuti ajaran beliau dan mengharapkan keberkahan.
Selain dijelaskan secara terpisah, Qurban dan Akikah juga memiliki hikmah yang saling melengkapi:
Bersama-sama, Qurban dan Akikah merupakan ibadah yang menghidupkan sunnah Nabi Ibrahim dan Nabi Muhammad SAW.
Qurban mengajarkan keteguhan iman, sedangkan akikah menandakan kasih sayang kepada anak. Keduanya menjadi pengingat keseimbangan spiritual dan tanggung jawab.
Ibadah Qurban dan Akikah secara kolektif dapat membantu masyarakat kurang mampu dan meningkatkan kesejahteraan sosial.
Melalui praktik qurban dan akikah, umat Islam diajak untuk merefleksikan nilai-nilai pengorbanan, ketaatan, dan syukur. Kedua ibadah ini tidak hanya sekedar ritual, tetapi juga sarana untuk memperkuat iman dan taqwa, serta mempererat tali silaturahmi antar sesama.
Demikianlah hikmah qurban dan akikah yang bisa Anda ketahui. Semoga artikel ini bermanfaat.
Editor: Komaruddin Bagja