Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Hukum Tajwid Surat Ali Imran Ayat 190-191 per Kata Beserta Alasannya
Advertisement . Scroll to see content

Hukum Bacaan Mad Ashli, Pengertian dan Contohnya dalam Alquran

Senin, 01 November 2021 - 11:50:00 WIB
Hukum Bacaan Mad Ashli, Pengertian dan Contohnya dalam Alquran
Hukum Bacaan Mad Ashli dalam Ilmu tajwid penting diketahui agar bisa membaca Alquran dengan baik dan benar. (Foto: ist)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Hukum bacaan mad ashli yakni dibaca dengan panjang dua harakat atau satu alif baik di saat washal maupun waqaf. Mad ashli ini juga disebut dengan mad Thabi’i.

Mad Ashli atau Thabi’i ini merupakan satu dari bagian atau cabang dari Hukum Mad. Secara bahasa Mad Ashli atau Thabi’i mempunyai arti alami atau biasa, yaitu tidak lebih dan juga tidak kurang.

Huruf mad thabi'i itu ada tiga yaitu ,( ي ) 'ya) , و ) wawu dan alif ( ا). Adapun syarat huruf mad thabi'i adalah apabila wawu jatuh setelah dhummah, ya' jatuh setelah kasroh, dan alif jatuh setelah fathah. 

Mad Ashli atau mad thabiI terjadi apabila:

1. Huruf berharakat fathah bertemu dengan alif. 

2. Huruf berharakat kasroh bertemu dengan ya mati.

3. Huruf berharakat dhommah bertemu dengan wawu mati.

Contohnya berkumpul dalam  نُوْحِيْهَا.

Apabila setelah huruf mad tidak ada huruf yang sukun, maka disebut mad thabi'i. 

Seperti kalimat وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا .Panjangnya kira-kira satu alif/ dua harakat.

Contoh hukum bacaan Mad Ashli atau Thobi'i terdapat dalam Surat Al Ghasyiah:

1. وُجُوْهٌ يَّوْمَىِٕذٍ خَاشِعَةٌۙ  (Terdapat wawu sukun setelah dhomah)

Latin: Wujuuhuyyaumaidzin khoosyi'ah. 

2. لَّا يُسْمِنُ  (terdapat alif sukun setelah fathah)

3. فِيْهَا عَيْنٌ جَارِيَةٌۘ   (Terdapat ya sukun setelah kasroh).

Hukum Mempelajari Ilmu Tajwid

Hukum bacaan mad penting diketahui Muslim dalam membaca Alquran. Sebab, membaca Alquran pun tidak boleh sembarangan karena harus benar dan tartil. 

Salah satu upaya agar bisa membaca Alquran dengan baik dan tartil yakni belajar ilmu tajwid yakni ilmu yang mempelajari tentang cara pengucapan dan pelafalan Alquran. 

Dikutip dari buku Al-Qur'an Hadis terbitan Kemenag untuk MTs Kelas VII, Tajwid menurut bahasa berasal dari jawwada, yujawwidu atau tajwidan (membaguskan atau membuat bagus). 

Ilmu tajwid ialah ilmu yang mempelajari bagaimana cara membaca dengan baik. Ilmu ini ditujukan dalam pembacaan Alquran, meskipun pengucapan huruf-huruf hijaiyah (alfabet Arab dari alif sampai ya) di luar al-Qur'an juga harus dilakukan karena pengucapan yang tidak tepat akan menghasilkan arti yang lain.

Hukum mempelajari Ilmu Tajwid adalah fardhu kifayah, bila sebagian orang dari suatu kaum telah mempelajarinya maka gugur kewajiban atas lainnya. 

Sedangkan hukum membaca Alquran sesuai dengan kaidah ilmu tajwid adalah fardhu 'ain. Maka diwajibkan bagi seseorang saat membaca Alquran sesuai dengan kaidah tajwid yang benar yang ia dapatkan dengan cara musyafahah (tatap muka dengan seorang guru).

Ada banyak hadis yang menunjukkan anjuran membaca Alquran dengan bacaan tartil dan suara yang indah, seperti hadis berikut: 

"زَيِّنوا الْقُرْآنَ بِأَصْوَاتِكُمْ" 

Artinya: Hiasilah Al-Qur’an dengan suara kalian!

"لَيْسَ مِنَّا مَنْ لَمْ يَتَغَنَّ بِالْقُرْآنِ" 

Bukan termasuk golongan kami orang yang tidak melagukan bacaan Al-Qur’an. 

Perintah membaca dengan tartil termaktub dalam Alquran. Allah SWT berfirman:

اَوْ زِدْ عَلَيْهِ وَرَتِّلِ الْقُرْاٰنَ تَرْتِيْلًاۗ

Artinya: Atau lebih dari seperdua itu, Dan bacalah al-Quran itu dengan perlahan-lahan. (QS. Surat Al Muzzamil: 4)

Ibnu Katsir menerangkan maksud ayat tersebut di atas adalah bacalah Alquran dengan tartil (perlahan-lahan) karena sesungguhnya bacaan seperti ini membantu untuk memahami dan merenungkan makna yang dibaca, dan memang demikianlah bacaan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW Sehingga Siti Aisyah radhiallahu 'anha mengatakan bahwa Nabi SAW bila membaca Alquran yaitu perlahan-lahan sehingga bacaan beliau terasa paling Iama dibandingkan dengan orang Lain. 

Di dalam kitab Sahih Bukhari disebutkan melalui sahabat Anas ra, bahwa ia pernah ditanya tentang bacaan yang dilakukan oleh Rasulullah Saw. Maka ia menjawab, bahwa bacaan Alquran yang dilakukan oleh beliau panjang.

Wallahu A'lam

Editor: Kastolani Marzuki

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut