Hukum Tajwid Ra Tafkhim dan Tarqiq Lengkap dengan Contohnya
JAKARTA, iNews.id - Hukum tajwid Ra Tafkhim dan Tarqiq adalah pembahasan yang patut disimak oleh setiap Muslim yang belajar Al Quran. Sebagaimana diketahui, ilmu tajwid adalah ilmu mengenai hukum tata cara membaca Al Quran yang baik, fasih, tartil dan benar.
Membaca Al Quran harus memperhatikan kaidah atau hukum tajwid agar pelafalannya benar dan tartil. Pada surat Al Muzzammil ayat 4, Allah berfirman:
اَوْ زِدْ عَلَيْهِ وَرَتِّلِ الْقُرْاٰنَ تَرْتِيْلًاۗ
Artinya. “Atau lebih dari (seperdua) itu, dan bacalah Al Quran itu dengan perlahan-lahan.”
Ibnu Katsir menerangkan bahwa yang dimaksud membaca Al Quran dengan tartil yaitu “bacalah degan perlahan, sebab itu akan membantu dalam memahami dan merenungkannya.”
Secara bahasa, tajwid adalah tahsin yang artinya memperindah. Sedangkan secara istilah, artinya mengeluarkan setiap huruf dari tempat keluarnya dengan memberi hak dan mustahaknya.
Hak huruf maksudnya adalah sifat-sifat asli yang selalu ada atau melekat pada huruf-huruf tersebut, seperti al jahr, isti'la, asy syiddah, al ithbaq, dan lain sebagainya.
Sementara, mustahak huruf adalah sifat yang tidak selalu menempel pada huruf dan bisa muncul sewaktu-waktu tergantung kondisi yang mempengaruhinya, misalnya tafkhim, tarqiq, idzhar, ikhfa, idgham, dan lain sebagainya.
Tafkhim dan Tarqiq sendiri termasuk ke dalam hukum bacaan Ra. Berikut adalah penjelasan Tafkhim dan Tarqiq beserta contohnya.
Secara bahasa, Tafkhim artinya adalah menggemukkan atau menebalkan. Sedangkan secara istilah, Tafkhim berarti ungkapan tentang ketebalan yang masuk pada suara huruf saat diucapkan, sehingga memenuhi mulut dengan gemanya.
Huruf Ra dibaca Tafkhim atau tebal jika:
- Huruf ra ( ﺭ ) berharakat dammah ( ُ- ), fathah ( ﹷ ), fathatain ( ً- ), atau dammatain ( ٌ- ). Contohnya: سَيَصْلَىٰ نَارًا
- Huruf ra ( ﺭ ) berharakat sukun dan huruf sebelumnya fathah atau dammah. Contohnya: وَأَرْسَلَ عَلَيْهِمْ
- Apabila huruf ra ( ﺭ ) berharakat sukun dan huruf sebelumnya berharakat kasrah tetapi kasrahnya tidak asli dari kalimat itu. Contohnya: رَبِّ ارْحَمْهُمَا
- Apabila huruf ra ( ﺭ ) berharakat sukun, huruf sebelumnya berharakat kasrah asli, dan terdapat salah satu huruf isti'la sesudah huruf ra ( ﺭ ). Contohnya: كُلِّ فِرْقَةٍ
Sementara, Tarqiq secara bahasa artinya adalah menguruskan atau menipiskan. Secara istilah, Tarqiq artinya adalah ungkapan tentang kekurusan yang masuk pada suatu huruf ketika diucapkan, sehingga mulut tidak bisa penuh dengan gemanya.