Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Gus Dur dan Marsinah Jadi Nama Gedung-Ruangan di Kementerian HAM
Advertisement . Scroll to see content

Kagumi Gus Dur Sukses Kelola Konflik Tanpa Darah, Gus Baha: Itu Amal Ibadah Beliau

Minggu, 22 Agustus 2021 - 23:17:00 WIB
Kagumi Gus Dur Sukses Kelola Konflik Tanpa Darah, Gus Baha: Itu Amal Ibadah Beliau
Presiden ke-4 RI KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur (Okezone/Ist).
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Keberhasilan Presiden ke-4 RI KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) mengelola konflik tanpa terjadi pertumpahan darah saat dilengserkan dari jabatannya mengundang decak kagum semua pihak. Dunia pun mengenang peristiwa itu sebagai kejadian yang luar biasa.

"Saya mengagumi Gus Dur dari segi fiqih. Ketika Gus Dur dilengserkan dari presiden, seluruh dunia mengenang keberhasilan #GusDur mengelola konflik itu tanpa pertumpahan darah," kata Rais Syuriah PBNU KH Ahmad Bahauddin Nursalim (Gus Baha) dalam ceramahnya dikutip akun Instagram @Netizen_NUjatim.

"Mengelola konflik itu tidak pertumpahan darah merupakan suatu prestasi yang insyaallah jadi amal beliau dan semoga mendapat ridhonya Allah SWT," katanya. 

Menurut Gus Baha, yang paling dihindari oleh Islam adalah sebisa mungkin jangan  ada darah menetes apalagi demi kekuasaan. 

"Rasulullah sampai berdamai ketika terjadi di sulhul hudaibiyah atau perjanjian Hudaibiyah. saat itu, Suhail bin Amr mendikte Rasulullah. Semuanya merugikan Rasulullah," katanya.

Dalam perjanjian Hudaibiyah itu, Rasulullah SAW rela mengalah demi menghindari pertumpahan darah. Rasulullah SAW rela mengganti lafadz basmalah yang lengkap sebagaimana yang biasa digunakan umat dengan lafadz bismikallahumma. Lafazh yang biasa digunakan oleh orang-orang musyrikin Mekkah.

Rasulullah SAW juga tidak keberatan tidak diakui sebagai utusan Allah dan menyebutkan namanya menjadi Muhammad bin Abdillah.

Diketahui, kudeta terhadap Gus Dur pada 23 Juli 2001, dikutip okezone.com, memancing perlawanan pendukung Gus Dur yang sudah berkumpul di luar Istana. Dalam situs resmi NU menuliskan, Sebagian politisi NU menyuarakan perlawanan, sebagian kecil bahkan membentuk front "perjuangan", mereka siap mempertahankan Gus Dur di kursi presiden.

Suara perlawanan terus dikumandangkan, basis-basis Nahdliyin menggelegak, dibangkitkan dengan narasi terdzolimi. Di tengah situasi yang panas, tentu banyak yang tahu apa reaski Gus Dur akan adanya aksi tersebut.

Dalam buku "Sisi Lain Istana" J. Osdar mengisahkan, dengan digandeng putrinya Tenny Zanuba Wabid sekira pukul 20.48 WIB, Gus Dur menuju teras Istana Merdeka dengan celana pendek dan kaos warna abu-abunya yang menjadi saksi catatan sejarah perjalanan bangsa.

Editor: Kastolani Marzuki

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut