Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Isi Pidato Rasulullah SAW Saat Haji Wada, Jadi Pengingat untuk Umat Muslim
Advertisement . Scroll to see content

Kapan Haji Wada Dilaksanakan Rasulullah? Begini Kisah Harunya

Rabu, 14 Juni 2023 - 20:37:00 WIB
Kapan Haji Wada Dilaksanakan Rasulullah? Begini Kisah Harunya
Kapan haji wada dilaksanakan (foto: MPI)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Kapan Haji Wada dilaksanakan? Umat Muslim patut paham mengenai Haji Wada yang menjadi haji perpisahan Rasulullah SAW.

Haji Wada adalah haji terakhir dan satu-satunya yang dilaksanakan oleh Nabi Muhammad SAW. Haji Wada juga dikenal dengan sebutan Hujjat al-wada yang dilaksanakan Nabi Muhammad SAW pada tahun 632 M.

Jika ditelaah lebih lanjut, Haji Wada memiliki makna mendalam bagi umat Islam. Haji Wada dilaksanakan Rasulullah pada tanggal 8 Dzulhijjah tahun 10 Hijriyah/

Pada pelaksanaannya, haji ini juga menjadi momentum turunnya wahyu yang menjelaskan kesempurnaan agama Islam sebagai agama yang diridhai Allah.

Wahyu tersebut adalah surat Al Maidah ayat 3 yang berbunyi:

الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا

“Pada hari ini Aku telah sempurnakan bagimu agamamu dan telah Aku lengkapi karunia nikmat-Ku atasmu serta telah Aku ridhoi Islam itu menjadi agamamu.” (QS al-Maidah: 3)

Menjadi Momentum Perpisahan Rasulullah

Surat Al Maidah ayat 3 menjelaskan demikian sempurnanya agama Allah, yakni agama Islam yang dibawa Rasul Muhammad. Haji wada dilaksanakan pada saat-saat terakhir tugas risalah Nabi Muhammad SAW. 

Ditemani istri-istrinya dan putrinya Fatima, Rasulullah berangkat pada bulan dzulqa'dah 26, tahun 10 (23 Februari 632) dengan pengikutnya yang terdiri dari penduduk imigran Madinah, para sahabat, dan suku-suku yang datang ke Madinah.

Nabi Muhammad mengenakan ihram di Zulhulaifa. Kemudian, Nabi mencapai Mekah pada hari keempat bulan Dzulhijjah dengan untanya yang dinamai Qasva (Qusva), bersama dengan pengikut yang lebih banyak lagi yang bergabung dalam perjalanan.

Setelah melakukan ziarah, Nabi tinggal di tenda di wilayah Abtah. Beliau kemudian meninggalkan Mekkah lalu pergi ke Mina, dan bermalam di sana.

Pada saat masih berada di Mina, Nabi telah merasakan adanya saat-saat perpisahan dengan umat yang dicintainya. Beliau telah merasakan bahwa tugas yang agung itu hampir selesai. Maka, kemudian turunlah surat terakhir secara lengkap dari Al-Qur’an yang disebut dalam surat al-Nashr :

إِذَا جَاءَ نَصْرُ اللَّهِ وَالْفَتْحُ. وَرَأَيْتَ النَّاسَ يَدْخُلُونَ فِي دِينِ اللَّهِ أَفْوَاجًا. فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَاسْتَغْفِرْهُ  إِنَّهُ كَانَ تَوَّابًا

”Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan, dan kamu lihat manusia masuk ke dalam agama Allah dengan berduyun-duyun, maka bertasbihlah dengan memuji nama Tuhanmu dan mohonlah ampun pada-Nya. Sesungguhnya Ia adalah Maha Penerima Taubat”. (QS  al-Nashr: 1-3)

Pada tanggal 9 Dzulhijjah, hari Jumat, Beliau berangkat ke Arafah setelah matahari terbit, menyusuri jalan Muzdalifah dan bermalam di sebuah tenda di Namira.

Pada sore hari, Rasulullah berpidato untuk terakhir kalinya. Pidato ini dikenal sebagai Khotbah Perpisahan yang diserukan di hadapan lebih dari 150.000 jamaah di lembah Arafat. 

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut