Keutamaan Puasa Tasu'a dan Asyura yang Dianjurkan Rasulullah SAW
Puasa Tasu'a memang belum sempat dilaksanakan Rasulullah SAW. Namun, Nabi Muhammad SAW menganjurkan umatnya untuk mengerjakan puasa Tasu'a untuk menyelisihi kaum Yahudi.
Dalil Puasa Tasu'a yakni hadits Nabi SAW yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad bahwa Nabi SAW telah bersabda:
صوموا يوم عاشوراء وخالفوا فيه اليهود وصوموا قبله يوما أو بعده يوما
“Puasalah hari Asyura’ dan jangan sama dengan model orang Yahudi. Puasalah sehari sebelumnya atau sehari setelahnya.” (HR. Ahmad, Al Bazzar).
Dalam riwayat lain dari jalur Abdullah bin Abbas, Rasulullah Saw berpuasa pada hari Asyura dan menganjurkan umat Islam untuk turut berpuasa. Suatu ketika, mereka berkata, “Ya Rasulullah, ini hari yang dimuliakan oleh orang Yahudi dan Nasrani”.
Mendengar jawaban tersebut, Nabi berkata, “Jika aku masih hidup hingga tahun depan, insyaAllah, kita akan berpuasa pada hari kesembilan juga”. Namun, Rasulullah wafat sebelum tahun berikutnya tiba (H.R Muslim 1916).
Sebelum melaksanakan puasa Tasu'a, perlu mengetahui niatnya. Sebab, segala perbuatan atau amal bergantung pada niat.
Berikut Niat Puasa Tasu'a (9 Muharram):
نَوَيْتُ صَوْمَ تَاسُوْعَاءَ سُنَّةً لِلهِ تَعَالى
Nawaitu Shouma Taasuu'aa Sunnatan Lillahi Ta'ala.
"Aku niat berpuasa Tasu'a (hari kesembilan Muharam) sunnah karena Allah Ta'ala".