JAKARTA, iNews.id - Khutbah Jumat edisi 20 September 2024 mengangkat tema hikmah Maulid Nabi Muhammad SAW bagi umat Islam. Maulid Nabi SAW merupakan perayaan hari kelahiran nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam yang diisi dengan pembacaan sholawat, dzikir, dan pembacaan Al Quran.
Maulid Nabi Muhammad SAW tahun ini jatuh pada hari Senin, 16 September 2024. Umat Islam biasanya merayakan Maulid Nabi SAW dengan menggelar pengajian, membaca Alquran, membaca sholawat, dan memberikan sedekah kepada kerabat maupun tetangga dekat.
Amalan Terbaik Salat Fardhu, Lakukan Tepat Waktu!
Kelahiran Rasulullah SAW memang salah satu karunia dan rahmat paling agung bagi alam semesta. Karena itu, pantas bagi umat Islam untuk bergembira dan bersuka cita dengan rahmat Allah atas kelahiran Nabi Muhammad SAW ke dunia.
Tujuan merayakan Maulid Nabi SAW di Bulan Rabiul Awal adalah dalam rangka menampakkan kegembiran atas kelahiran manusia agung pembawa rahmat alam semesta.
20 Bacaan Doa dan Dzikir Malam Maulid Nabi Muhammad SAW, Amalkan agar Dapat Syafaat
Isnan Ansory dalam bukunya Pro Kontra Maulid Nabi menyebutkan, Syaikh as-Sayyid Zain Aal Sumaith, dalam karyanya Masail Katsuro Haulaha an-Niqosy wa al-Jidal, mendefinisikan maulid Nabi Muhammad yakni, memperingati hari kelahiran Rasulullah dengan menyebut-nyebut kisah hidupnya, dan setiap tanda-tanda kemulian dan mukjizat sang Nabi Saw dalam rangka mengagungkan kedudukannya, dan menampakkan kegembiraan atas kelahirannya.
Merayakan atau memeringati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW bagi umat Islam sangat banyak hikmahnya. Selain akan memupuk rasa cinta kepada Nabi Muhammad SAW, juga sebagai momentum meneladani akhlak Rasulullah SAW.
5 Amalan Maulid Nabi Muhammad, Salah Satunya Membaca Sholawat
Berikut ini khutbah Jumat edisi 20 September 2024 tentang hikmah yang bisa dipetik dalam perayaan Maulid Nabi.
Khutbah Jumat Edisi 20 September Hikmah Maulid Nabi
اَلْحَمْدُ لِلّٰه، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ رَسُوْلِ اللهِ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ وَالَاهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ،ـ
أَمَّا بَعْدُ، فَإِنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْقَدِيْرِ الْقَائِلِ فِيْ مُحْكَمِ كِتَابِهِ: وَافْعَلُوا الْخَيْرَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ (الحج: 77)
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Dari atas mimbar khatib berwasiat kepada kita semua, terutama kepada diri khatib pribadi, untuk senantiasa berusaha meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah subhanahu wa ta’ala dengan cara melaksanakan semua kewajiban dan menjauhkan diri dari seluruh yang diharamkan.
Kaum Muslimin yang berbahagia,
Hari ini kita telah berada di bulan Rabi’ul Awal. Bulan maulid Nabi. Bulan kelahiran Nabi. Pada bulan Rabi’ul Awal, dari tahun ke tahun, sejak pertama kali perayaan maulid ini dilakukan pada awal abad ketujuh Hijriah, umat Islam di berbagai belahan dunia merayakannya dengan penuh kegembiraan dan suka cita.
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Kenapa kita merayakan maulid? Karena kelahiran Nabi Muhammad ke muka bumi ini adalah nikmat dan rahmat teragung yang Allah anugerahkan kepada kita. Perayaan maulid adalah bentuk syukur kita kepada Allah atas nikmat yang sangat agung ini. Dengan sebab beliau, kita mengenal Allah, satu-satunya Tuhan yang berhak dan wajib disembah. Tuhan Pencipta segala sesuatu. Tuhan yang tidak menyerupai segala sesuatu. Tuhan yang tidak membutuhkan kepada segala sesuatu. Dengan sebab beliau, kita mengenal Islam, satu-satunya agama yang benar. Satu-satunya agama yang diridhai Allah. Agama yang dibawa dan diajarkan oleh seluruh nabi dan rasul.
Perayaan maulid adalah bentuk kecintaan kita kepada insan yang paling mulia dan makhluk yang paling utama, Baginda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Melalui perayaan maulid kita diingatkan untuk terus mencintai Baginda Nabi. Melalui perayaan maulid, kita tanamkan pada diri umat Islam kecintaan kepada Nabi mereka, Nabi agung Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Nabi yang cintanya kepada umat melebihi cinta mereka kepadanya.
Salah satu bukti cinta baginda kepada umatnya adalah sabda beliau:
لِكُلّ نَبِيٍّ دَعْوَةٌ مُسْتَجَابَةٌ فَتَعَجَّلَ كُلُّ نَبِيٍّ دَعْوَتَهُ وَإِنِّي اخْتَبَأْتُ دَعْوَتِيْ شَفَاعَةً لِأُمَّتِيْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ (رَوَاهُ مُسْلِمٌ)
“Setiap nabi memiliki kesempatan berdoa yang dikabulkan, maka semua nabi meminta segera dengan doanya, dan aku simpan doaku sebagai syafaat untuk umatku di hari kiamat” (HR Muslim).
Pada hari kiamat kelak, dikatakan kepada Baginda:
يَا مُحَمَّدُ سَلْ تُعْطَ وَاشْفَعْ تُشَفَّعْ
“Wahai Muhammad, mintalah maka engkau akan diberi, berilah syafaat maka syafaatmu akan diterima”
Baginda menjawab:
أَيْ رَبِّ أُمَّتِيْ أُمَّتِيْ (رَوَاهُ النَّسَائِيُّ)
“Wahai Tuhanku, umatku umatku” (HR an-Nasa’i)
- Sumatra
- Jawa
- Kalimantan
- Sulawesi
- Papua
- Kepulauan Nusa Tenggara
- Kepulauan Maluku