Khutbah Jumat Renungan Hidup: Sikap Bijak Menghadapi Musibah
Kaum Muslimin rahimakumullah,
“wa Inna ilaihi raji’un” artinya kita semua pada akhirnya akan memperoleh balasan dari Allah ta’ala. Balasan yang diperoleh tentu sesuai dengan kadar iman dan amal shalih masing-masing. Orang yang imannya sempurna, begitu keluar dari dunia dan memasuki alam barzakh, maka tidak ada sedikit pun yang membuatnya susah dan sengsara. Setiap saat, setiap detik ia akan merasakan kenikmatan dan kebahagiaan.
Keadaannya bagaikan orang yang pada awalnya hidup susah dan merasakan pengapnya penjara yang sempit lalu keluar dari penjara dan menghirup udara bebas dan merasakan kelapangan hidup. Atau ibarat orang yang awalnya kelaparan di musim paceklik lalu hidup sejahtera dan sentosa. Begitulah alam barzakh bagi seorang mukmin. Lebih-lebih seorang mukmin yang imannya sempurna.
Salah satu kenikmatan terbesar yang dirasakan oleh seorang mukmin di alam barzakh adalah melihat bagian dari surga yang akan ia tempati kelak di kehidupan akhirat sebanyak dua kali setiap hari, pagi dan petang.
Nikmat ini melebihi seluruh kenikmatan yang pernah ia rasakan sewaktu hidup di dunia. Ia juga akan merasakan berbagai nikmat lain di alam barzakh. Nikmat-nikmat kubur tersebut hanyalah secuil dari sekian banyak kenikmatan yang akan Allah anugerahkan kepadanya kelak di akhirat.
Kaum Muslimin rahimakumullah,
Dalam ayat di atas, Allah menyebut kata “mushibah” dengan lafazh nakirah. Artinya musibah apapun, besar maupun kecil, berat atau pun ringan, akan memberikan manfaat bagi seorang muslim jika dihadapi dengan sikap ridla dan sabar.
Musibah itu akan mengangkat derajatnya dan menghapus dosanya. Sampai-sampai musibah yang sangat ringan sekali pun dan tidak dianggap sebagai musibah oleh kebanyakan orang, seperti tertusuk duri atau sedikit rasa risau di hati, juga bermanfaat bagi seorang muslim.