Khutbah Jumat Singkat 6 Desember 2024: 7 Adab Menjaga Keselamatan Lisan
Imam al-Harits al-Muhasibi dalam kitabnya berjudul Risâlah al-Mustarsyidin halaman 136 mengingatkan kita untuk tidak sering-sering bersumpah sebagaimana kutipan berikut:
وَلَا تُكْثِرِ الْأَيْمَانَ وَإِنْ كُنْتَ صَادِقًا
Artinya: Dan janganlah sering bersumpah meskipun engkau benar.
Jadi, sekalipun kita jujur dan dalam posisi benar, janganlah kita mengobral sumpah apalagi disertai dengan ucapan والله atau demi Allah. Namun dalam keadaan genting atau mendesak, seperti dalam proses hukum di pengadilan, bersumpah demi Allah adalah tepat.
Jamaah Rahimakumullah
3. Hindarilah segala kebohongan karena berlawanan dengan iman
Secara umum berbohong adalah dosa kecuali keadaan memaksa demi kemaslahatan bersama yang lebih luas. Artinya sebagian besar kebohongan adalah haram sehingga sebanyak mungkin harus dihindari.
Sudah banyak terbukti kebohongan sebetulnya tidak hanya merugikan diri sendiri tetapi juga kepada orang lain yang mempercayainya. Kekacauan bisa timbul akibat kebohongan berupa fitnah yang tersebar dan dipercayai masyarakat. Tidak jarang terjadi kerusuhan dalam masyarakat bermula dari maraknya kabar bohong atau hoaks.
Rasulullah bersabda bahwa kebohongan merupakan salah satu tanda orang munafik sebagaimana hadits berikut:
آيَةُ الْمُنَافِقِ ثَلاَثٌ إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ ، وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ ، وَإِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ
Artinya: Pertanda orang munafik ada tiga: Apabila berbicara bohong, apabila berjanji mengingkari janjinya dan apabila dipercaya berbuat khianat. (HR al-Bukhari).
Jamaah Hafidhakumullah
4. Jauhkan dari pergunjingan dan fitnah serta bercanda secara keterlaluan
Menggunjing, memfitnah, dan bercanda yang kelewatan adalah tidak baik. Seorang muslim hendaklah selalu berusaha menghindari ketiga hal ini karena berpotensi besar menimbulkan ketidak-nyamanan dan bahkan permusuhan.
Dalam Islam menggunjing diibaratkan memakan bangkai saudara sendiri yang telah mati. Fitnah, sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an, adalah lebih kejam dari pada pembunuhan. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
وَالْفِتْنَةُ أَشَدُّ مِنَ الْقَتْلِۚ
Artinya: Fitnah itu lebih kejam dari pembunuhan. (Al-Baqarah: 91).
Demikian pula bercanda yang keterlaluan atau kelewat batas tidak hanya sia-sia tetapi juga bisa membuat orang lain marah karena merasa tersinggung.
5. Hindarilah setiap ucapan keji
Dan hal kelima yang harus diingat adalah bahwa berbicara kepada orang lain adalah salah satu cara berkomunikasi dalam kerangka silaturrahim. Hal ini tentu saja baik. Tetapi jika dalam pembicaraan itu mengandung ucapan-ucapan keji sudah pasti tidak baik. Sebab Islam justru menganjurkan supaya kita berbicara yang baik.
Oleh karena itu, ucapan-ucapan keji seperti misuh-misuh dan hujatan-hujatan dengan menggunakan kata-kata kotor harus dihindari sebanyak mungkin demi kerukunan dan perdamaian bersama. Hal ini berlaku untuk semua pihak karena pada dasarnya persoalan kerukunan dan perdamaian menjadi tanggung jawab bersama.