Khutbah Jumat Singkat tentang Makna Qurban dan Pengorbanan Manusia
Ayat di atas mengajarkan kepada manusia beriman bahwa berkurban merupakan ujian dari Allah. Apakah bisa bersabar ketika Allah menuntut untuk mengorbankan sebagian harta yang dicintai, sebagaimana Ibrahim dapat bersabar saat Allah menuntut ia mengorbankan harta kecintaannya, yaitu putranya sendiri.
Beruntunglah kita yang hanya diperintahkan untuk berqurban dengan hewan, dan bukan dengan menyembelih darah daging sendiri. Malulah kita terhadap Ibrahim yang rela menyembelih putranya, jika kita mampu namun enggan untuk menyembelih sekadar seekor hewan qurban yang tiada berharga sedikitpun dibanding nyawa Ismail.
Dan lihatlah!… Allah tidak akan pernah menyia-nyiakan kesabaran, ketaatan dan pengorbanan hamba-hambanya. Allah SWT pun berfirman Surah as-Shâffât ayat 107-111:
وَفَدَيْنَاهُ بِذِبْحٍ عَظِيمٍ. وَتَرَكْنَا عَلَيْهِ فِي الْآخِرِينَ. سَلَامٌ عَلَى إِبْرَاهِيمَ. كَذَلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنِينَ. إِنَّهُ مِنْ عِبَادِنَا الْمُؤْمِنِينَ
Artinya: Dan kami tebus anak itu (Ismail) dengan seekor sembelihan yan besar. Kami abadikan untuk Ibrahim pujian yang baik di kalangan kaum-kaum sesudahnya. Kesejahteraan dilimpahkan atas Ibrahim. Demikianlah Kami membalas orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ia termasuk hamba-hamba Kami yang beriman.
Betapa mulia, Allah SWT sendiri yang menyematkan predikat-predikat keagungan dan kemuliaan kepada Ibrahim dan Ismail ‘alayhimassalaam: as-Shaabiriin (hamba yang senantiasa bersabar), al-Muhsiniin (hamba yang senantiasa berbuat baik) dan al-Mu"minîn (hamba yang senantiasa kokoh dan teguh dalam keimanannya).
Sidang Jum’at yang dirahmati Allah SWT.
Dalam syariat Islam, tradisi qurban para nabi di atas kemudian dilestarikan melalui firman Allah SWT dalam Surah Al-Kautsar ayat 2:
فصلّ لربّك وانحر
Artinya: Maka shalat (Iedul Adha)-lah kamu kemudian berqurbanlah.