Khutbah Jumat Singkat tentang Makna Qurban dan Pengorbanan Manusia
JAKARTA, iNews.id - Khutbah Jumat singkat kali ini mengupas makna Qurban dan Pengorbanan Manusia.
Sebagaimana diketahui, Bulan Dzulhijjah merupakan satu dari empat bulan yang dimuliakan Allah SWT.
Di Bulan Dzulhijjah ini juga Allah memerintahkan hamba-Nya yang mampu secara ekonomi dan fisik untuk menunaikan haji ke Ka'bah dan melaksanakan kurban.
Ibadah kurban sudah dilakukan anak Nabi Adam alaihisalam yakni Habil dan Qobil sebagai bentuk ujian kesabaran manusia tentang pengorbanan yang dilakukannya.
Ibadah kurban kemudian diikuti Nabi Ibrahim alaihisalam ketika diperintahkan oleh Allah SWT untuk menyembelih putra tercintanya Nabi Ismail as. Lalu, digantinya oleh Allah SWT dengan seekor domba yang didatangkan dari surga.
Berikut naskah khutbah Jumat singkat tentang makna Qurban dan pengorbanan manusia dikutip dari laman dakwahnu.
الحمد لله الذي شرع لعباده التقرب اليه بذبح القربان, وقرن النحر بالصلاة في محكم القرآن. وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له ذو الفضل والإمتنان, وأشهد أن سيدنا محمدا عبده و رسوله أفضل من قام بشرائع الإسلام و حقق الإيمان.
صلوات الله و سلامه على النبي العربي العمي الأمين, المصطفى و المجتبى, سيدنا محمدٍ و على آله و أصحابه و من اتبعه إلى يوم الدين.
قال الله تعالى فى مُحكم تنزيله: يا أيها الذين آمنوا اتقوا الله وابتغوا إليه الوسيلة وجاهدوا في سبيله لعلكم تُفلحون.
أوصيكم وإيّاي نفسى بتقوى الله فقد فاز المتقون. أما بعد.
Zumratal muwahhidiin rahimakumullaah
Tidak lama lagi kita akan merayakan Idul Adha, Hari Raya Qurban. Syari’at qurban ini telah dimulai pada generasi pertama umat manusia, anak Adam as.. Allah SWT. berfirman dalam Surah Al-Mâ"idah ayat 27:
وَاتْلُ عَلَيْهِمْ نَبَأَ ابْنَيْ آدَمَ بِالْحَقِّ إِذْ قَرَّبَا قُرْبَانًا فَتُقُبِّلَ مِنْ أَحَدِهِمَا وَلَمْ يُتَقَبَّلْ مِنَ الْآخَرِ قَالَ لَأَقْتُلَنَّكَ قَالَ إِنَّمَا يَتَقَبَّلُ اللَّهُ مِنَ الْمُتَّقِينَ
Artinya: Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua anak Adam (Habil dan Qabil) menurut yang sebenarnya. Ketika keduanya mempersembahkan qurban, maka diterima (qurban itu oleh Allah) dari salah seorang dari keduanya (qurban milik Habil) dan tidak diterima (qurban) dari yang lain (milik Qabil). Ia (Qabil berkata: Aku pasti akan membunuhmu. Berkatalah (Habil): Sesungguhnya Allah (hanya) menerima (qurban) dari orang-orang yang bertaqwa.
Syari’at kurban ini kemudian dilestarikan di dalam syari’at Nabi Ibrahim as., sebagaimana dapat kita lihat di dalam Surah as-Shâffât ayat 102:
فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يَا بُنَيَّ إِنِّي أَرَى فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرَى. قَالَ يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ
Artinya: Maka tatkala anak itu (Ismail) telah sampai (pada usia sanggup) berusaha bersama-sama (Ibrahim), (Ibrahim) berkata: Wahai puteraku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu, maka pikirkanlah apa pendapatmu?. (Ismail) menjawab: Wahai ayahku, laksanakanlah apa yang diperintahkan (oleh Allah) kepadamu, insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang yang bersabar.