Maksiat di Bulan Rajab, Dosanya Akan Dilipatgandakan
Adapun di sini larangan untuk menzalimi diri sendiri di bulan Rajab diterangkan pada kitab tafsir Imam al-Baghawi, Ma’alimut Tanzil fi Tafsiril Qur’an, [Beirut, Darul Ihya’ at-Turats, cetakan keempat: 1417 H/1997 M], juz IV, halaman 44 yang berbunyi:
العَمَلُ الصَّالِحُ أَعْظَمُ أَجْرًا فِي الْأَشْهُرِ الْحُرُمِ، وَالظُّلْمُ فِيْهِنَّ أَعْظَمُ مِنَ الظُّلْمِ فِيْمَا سِوَاهُنَّ
Artinya : “Amal saleh lebih agung (besar) pahalanya di dalam bulan-bulan haram (Zulqa’dah, Zulhijjah, Muharram, dan Rajab). Sedangkan zalim pada bulan tersebut (juga) lebih besar dari zalim di dalam bulan-bulan lainnya.”
Tafsir tersebut menerangkan bahwa manusia dilarang menzalimi dirinya sendiri yang mana itu merupakan salah satu bentuk daripada maksiat.Begitu mulianya bulan Rajab ini karena dalam bulan Rajab pula Rasulullah SAW tidak berperang dan tidak ada pertumpahan darah di dalam bulan tersebut.
Ketika maksiat terlanjur dilakukan oleh seseorang maka hal yang harus dilakukan yakni dengan bertaubat. berikut ini ada tiga syarat agar taubat kita diterima oleh Allah SWT, seperti yang diterangkan Syekh Abdul Qadir al-Jailani dalam kitab Al-Ghunyah:
1. Menyesali kesalahan dan kemaksiatan yang telah diperbuat.
2. Meninggalkan setiap kesalahan di mana pun dan kapan pun.
3. Berjanji untuk tidak mengulang dosa dan kesalahan.
Syarat tersebut harus dilaksanakan supaya taubat yang dilaksanakan benar-benar diterima oleh Allah SWT.
Karena itu di bulan Rajab yang penuh dengan keistimewaan ini, islam mengajarkan untuk memperbanyak ibadah kepada Allah SWT melalui amalan-amalan yang terlah diajarkan oleh Rasulnya seperti berpuasa di bulan Rajab.
Wallahu A'lam
Editor: Kastolani Marzuki