Mitos Malam 1 Suro yang Populer di Masyarakat
Ritual jamasan pusaka atau pemandian pusaka juga dilakukan pada malam ini, di mana senjata dan benda-benda bersejarah lainnya dibersihkan dan didoakan.
Prosesi ini dimaksudkan untuk menyucikan benda-benda tersebut dan memperbaharui energi spiritual yang terkandung di dalamnya.
Selain itu, tradisi seperti mubeng beteng atau mengelilingi benteng keraton tanpa alas kaki juga dilakukan sebagai bentuk pengendalian diri dan permohonan keselamatan kepada Tuhan. Ritual ini melibatkan para abdi dalem dan masyarakat umum yang mengikuti prosesi dengan khidmat, berdoa selama perjalanan.
Buku "Mistik Kejawen" karya Kuntowijoyo memberikan wawasan mendalam tentang bagaimana tradisi malam 1 Suro menjadi bagian integral dari kehidupan spiritual masyarakat Jawa, sekaligus menunjukkan bagaimana kepercayaan ini dipertahankan dan dipraktikkan hingga kini.
Meskipun mitos-mitos tersebut telah beredar turun-temurun, tidak ada bukti ilmiah yang mendukungnya.
Malam 1 Suro hanyalah pergantian tahun dalam penanggalan Jawa, sama seperti pergantian tahun dalam kalender Masehi.
Tradisi dan ritual yang dilakukan pada malam 1 Suro lebih banyak berkaitan dengan nilai-nilai budaya dan spiritualitas masyarakat Jawa. Tradisi ini menjadi sarana untuk memperkuat rasa kebersamaan, gotong royong, dan pelestarian budaya.
Pentingnya Menjaga Keterbukaan dan Toleransi:
Malam 1 Suro adalah momen yang tepat untuk merefleksikan diri dan merenungkan makna hidup. Kita dapat mengambil nilai-nilai positif dari tradisi dan ritual yang ada, seperti memperkuat rasa kebersamaan dan gotong royong.
Editor: Komaruddin Bagja