Pengarang Shalawat Nariyah Ternyata dari Negara Maroko
JAKARTA, iNews.id - Sudah tahukah kamu ternyata pengarang Shalawat Nariyah berasal dari Negara Maroko? Seperti diketahui Shalawat Nariyah populer di kalangan pesantren di Indonesia.
Shalawat Nariyah biasa dibacakan ketika dilanda kegelisahaan di kalangan beberapa santri, punya hajat, dan sebagainya.
Lantas, siapakah pengarang Shalawat Nariyah? Berikut ulasan artikel kali ini.
Shalawat Nariyah dikarang oleh Syekh Ibrahim bin Muhammad bin Ali At-Tazi yang merupakan seorang wali agung di kota Taza, Maroko.
Namun, masih ada sejumlah perbedaan pendapat mengenai namanya di kalangan ulama. Ada yang menyebut Ahmad At-Tazi, Ibrahim At-Tazi, dan Abdul Wahab At-Tazi.
Syekh Ibrahim bin Muhammad bin Ali At-Tazi diperkirakan lahir pada abad ke-8 Hijriyah atau abad ke-14 Masehi.
Syekh Ibrahim bin Muhammad bin Ali At-Tazi wafat pada tanggal 9 Sya’ban 866 Hijriah atau 9 Mei 1462.
Syekh Ibrahim bin Muhammad bin Ali At-Tazi dimakamkan di Wahran, Aljazair di dekat kuburan gurunya, Al-Hawwari selama 50 tahun.
Lalu dipindahkan secara sembunyi-sembunyi oleh muridnya ke Benteng Bani Rasyid.
Dipindahkannya makam Syekh Ibrahim bin Muhammad bin Ali At-Tazi dikarenakan Aljazair dijajah oleh Spanyol dan menjadikan kuburan Syekh Ibrahim bin Muhammad bin Ali At-Tazi sebagai tempat duduk.
Semasa hidup Syekh Ibrahim bin Muhammad bin Ali At-Tazi dihabiskan dengan memondok di Maroko atas kehendak ayahnya. Setelah diri sudah yakin berguru di sana, Syekh Ibrahim bin Muhammad bin Ali At-Tazi lanjut ke Hijaz dengan niat ibadah haji.
Setibanya di Mekkah, Syekh Ibrahim bin Muhammad bin Ali At-Tazi belajar ke Syekh Sayyid Al-Qadhi Muhammad bin Ahmad bin Ali Al-Hasani Al-Fasi.
Di Madinah, Syekh Ibrahim bin Muhammad bin Ali At-Tazi berguru kepada ulama. Di antaranya, Syekh Abul Fath Muhammad bin Ali Bakr Al-Qurasyi Asy-Syafi’i.
Syekh Ibrahim bin Muhammad bin Ali At-Tazi adalah orang yang ahli ilmu hadis, mantiq, ushuluddin, tajwid, hingga linguistik arab.
Suaranya begitu merdu. Syekh Ibrahim bin Muhammad bin Ali At-Tazi pernah mengajar Mukhtashar Khalil tanpa melihat syarahnya. Akhlaknya seperti Nabi. Sabar ketika fitnah, santun, ramah dan sebagainya.
Editor: Komaruddin Bagja