Perbedaan Shalat Tarawih 23 Rakaat dan 11 Rakaat, Mana yang Lebih Utama?
JAKARTA, iNews.id - Perbedaan shalat Tarawih 23 rakaat dan 11 rakaat berikut perlu disimak. Shalat Tarawih sendiri merupakan amalan sunnah yang hanya dilakukan di bulan Ramadhan.
Rasulullah SAW bersabda:
مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
Artinya: Barangsiapa bangun (shalat malam) di bulan Ramadhan dengan iman dan ihtisab, maka diampuni baginya dosa-dosa yang telah lalu. (HR Bukhari dan Muslim).
Dengan segala keutamaannya, tak mengherankan jika umat Muslim berbondong-bondong mengerjakan shalat Tarawih di bulan Ramadhan. Biasanya, sholat tersebut dilaksanakan secara berjamaah atau sendiri setelah shalat Isya.
Umat Muslim di Indonesia kerap menunaikan shalat tersebut dengan 20 rakaat ditambah 3 rakaat Witir (23 rakaat). Sedangkan sebagian lainnya mengerjakannya dengan 8 rakaat shalat Tarawih dan 3 rakaat Witir (11 rakaat).
Di tengah keberagaman tersebut, muncul pertanyaan tentang jumlah rakaat mana yang lebih utama dari keduanya. Adapun dasar shalat Tarawih 23 rakaat dan 11 rakaat, seperti dilansir iNews.id dari berbagai sumber, Rabu (20/3/2024), adalah sebagai berikut.
Perlu diketahui sebelumnya bahwa sholat di malam hari saat bulan Ramadhan kerap dilaksanakan oleh Nabi Muhammad SAW semasa hidupnya. Namun dulunya, Rasulullah tidak menyebut sholat tersebut dengan istilah ‘sholat tarawih’.
Tak hanya itu, jumlah rakaatnya juga tak pernah dijelaskan secara gamblang oleh Rasulullah SAW. Meskipun demikian, terdapat sebuah hadits dari Aisyah r.a. yang menyebut bahwa Nabi Muhammad pernah melaksanakan sholat Tarawih 8 rakaat dan dilanjutkan Witir 3 rakaat.
Aisyah berkata,“Beliau tak menambah pada bulan Ramadhan dan bulan lainnya lebih dari sebelas rakaat: shalat empat rakaat, yang betapa bagus dan lama, kemudian tiga rakaat. Aku pun pernah bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah engkau tidur sebelum menunaikan shalat witir?” Beliau menjawab, “Mataku tidur, tapi hatiku tidak.”
Hadits itulah yang kemudian menjadi dasar pelaksanaan shalat Tarawih 11 rakaat (8 rakaat Tarawih dan 3 rakaat Witir). Di sisi lain, Imam Malik bin Anas, Imam Abu Hanifah, Imam asy-Syafi’i, Imam Ahmad bin Hanbal, dan Dawud azh Zhahiri memilih untuk mengerjakan Tarawih dengan 20 rakaat.
Pemilihan itu didasarkan pada perilaku sahabat, dimana orang-orang pada masa Umar bin Khattab mengerjakan shalat Tarawih dengan 20 rakaat dan dilanjut melaksanakan shalat Witir 3 rakaat. Dasar itulah yang kemudian menjadi rujukan pelaksanaan sholat Tarawih 23 rakaat.
Perihal mana yang lebih utama dari keduanya, belum ada satu pun dalil yang menjelaskan mengenai hal tersebut, sehingga salah satunya tidak bisa disebut lebih utama dari yang lainnya. Wallahu a'lam bish shawab.
Itulah perbedaan shalat Tarawih 23 rakaat dan 11 rakaat. Semoga artikel ini bermanfaat.
Editor: Komaruddin Bagja