Peristiwa setelah Isra Mi'raj, Nabi Muhammad SAW Dicemooh Abu Jahal hingga Banyak yang Murtad
JAKARTA, iNews.id - Peristiwa setelah Isra Mi'raj Nabi Muhammad Saw dalam waktu singkat yakni semalam telah tersebar luas di masyarakat Mekkah. Mengenai peristiwa itu kaum kafir Quraisy semakin membenci serta mengejek dan mencemooh Nabi Muhammad SAW.
Salah satunya yang paling mengejek dan membenci peristiwa Isra Mi'raj yakni paman Nabi SAW, Abu Jahal. Pemuka kaum Quraisy itu bahkan menantang kepada Nabi Muhammad SAW untuk menceritakan peristiwa itu kepada masyarakat Mekkah.
Setelah masyarakat Mekkah berkumpul maka Nabi Muhammad SAW menceritakan peristiwa itu dengan rinci dan tiada yang terlewati.
Mendengar cerita Nabi Muhammad SAW bagi umat Islam yang masih lemah imannya banyak yang menjadi murtad tetapi bagi yang kuat imannya tetap tidak tergoyahkan dan tidak terpengaruh oleh ejekan itu, sebab mereka telah yakin tentang kebenaran Nabi Muhammad SAW.
Cerita lain dari peristiwa ini terhadap apa yang dilakukan Abu Bakar Ash Shidiq, ia mempunyai sikap yang berbeda dengan yang lain, setelah ia datangi orang-orang yang masih ragu dengan peristiwa Isra Mi’raj.
Abu Bakar mendatangi Rasulullah SAW dan meminta penjelasan langsung. Setelah mendengar sendiri dari Rasulullah SAW, Abu Bakar Ash Shidiq langsung menerimanya, oleh sebab itu Nabi Muhammad Saw memanggilnya dengan sebutan ”Ash-Shidiq”.
Dalam buku Karya Lengkap Nurcholis Madjid disebutkan kendaraan Nabi SAW dalam Isra adalah buraq. Entah apa wujud kendaraan itu, tapi perkataan buraq berarti kilat. Mengenai Miraj yang menggambarkan bahwa Nabi SAW naik ke langit dengan kendaraan seperti tangga yang juga disebut bergerak naik secepat cahaya.
Di sinilah hanya dengan iman kepada Allah SWT bisa meyakini peristiwa Isra Mi'raj Nabi SAW, seperti yang telah dicontohkan Abu Bakar Ash Shiddiq yaitu bahwa terjadinya Isra Miraj Nabi SAW adalah semata-mata berkat kehendak Allah SWT .
Sebab jika diterangkan ilmiah, perjalanan Isra Mi'raj ini menurut perhitungan akal manusia sangat mustahil. Pertama, menurut teori Einstein, suatu benda termasuk jasad manusia seperti jasad Nabi SAW tidak mungkin berjalan secepat cahaya.