Surat Yasin Ayat 71-73 Tentang Teguran Allah untuk Selalu Bersyukur
JAKARTA, iNews.id - Kandungan surat Yasin Ayat 71-73 tentang teguran Allah untuk selalu bersyukur, penting untuk disimak. Surat Yasin yang dianggap sebagai jantung Al Quran memang mengandung banyak pesan-pesan penting.
Surat ke-36 dalam Al Quran yang terdiri dari 83 ayat itu secara keseluruhan pada intinya menjelaskan banyak hal mengenai Keesaan Allah, Kemahakuasaan-Nya terhadap segala hal, keimanan kepada Allah, hari kiamat, surga dan neraka, hingga tentang para nabi dan maksud ditugaskannya.
Salah satu pelajaran penting yang perlu dipetik hikmahnya adalah apa yang ada pada ayat 71-73. Berikut adalah kandungan serta tafsirnya yang dilansir iNews.id, Kamis (8/12/2022).
اَوَلَمْ يَرَوْا اَنَّا خَلَقْنَا لَهُمْ مِّمَّا عَمِلَتْ اَيْدِيْنَآ اَنْعَامًا فَهُمْ لَهَا مٰلِكُوْنَ
وَذَلَّلْنٰهَا لَهُمْ فَمِنْهَا رَكُوْبُهُمْ وَمِنْهَا يَأْكُلُوْنَ
وَلَهُمْ فِيْهَا مَنَافِعُ وَمَشَارِبُۗ اَفَلَا يَشْكُرُوْنَ
Latin: Awalam yaraw annaa khalaqnaa lahum minmaa ‘amilat aydiynaa an’aaman fahum lahaa maalikuun.
Wa dzallalnaahaa wahum faminhaa rokuubuhum wa minhaa ya‘kiluun.
Walahum fiihaa manaafi’u wa masyaaribu afalaa yasykuruun.
Artinya: “Dan tidakkah mereka melihat bahwa Kami telah menciptakan hewan ternak untuk mereka, yaitu sebagian dari apa yang telah Kami ciptakan dengan kekuasaan Kami, lalu mereka menguasainya?”
“Dan Kami menundukkannya (hewan-hewan itu) untuk mereka; lalu sebagiannya untuk menjadi tunggangan mereka dan sebagian untuk mereka makan.”
“Dan mereka memperoleh berbagai manfaat dan minuman darinya. Maka mengapa mereka tidak bersyukur?” (QS. Yasin: 71-73)
Dalam ayat 71, Ibnu Katsir menyebut bahwa Allah menyebutkan nikmat yang telah Dilimpahkan kepada manusia berupa binatang-binatang ternak yang ditundukkan-Nya bagi mereka. فَهُمْ لَهَا مَالِكُونَ (lalu mereka menguasainya).
Dikutip dari Ibnu Katsir Online, Qatadah mengatakan bahwa makna yang dimaksud ialah Allah telah menjadikan mereka dapat menaklukkannya (hewan-hewan ternak), sehingga binatang ternak itu jinak bagi mereka dan tidak liar.
Bahkan jika seumpama anak kecil datang mendekatinya (unta), tentu anak kecil itu dapat membuat binatang tersebut merundukkan tubuhnya, atau memberdirikannya atau menggiringnya; dan unta itu akan jinak dan mengikuti apa yang dikehendakinya.
Begitu pula seandainya sekumpulan ternak unta terdiri dari seratus ekor atau lebih, semuanya berjalan menuruti apa yang diperintahkan oleh gembalanya.
Maka pada ayat ke-72, dilanjutkan dengan kalimat فَمِنْهَا رَكُوبُهُمْ وَمِنْهَا يَأْكُلُونَ (maka sebagiannya menjadi tunggangan mereka dan sebagiannya mereka makan).
Diartikan sebagai, di antara binatang ternak itu ada yang dapat mereka jadikan tunggangan dan angkutan barang dalam perjalanan mereka menuju ke berbagai daerah.
Pada ayat 73, terdapat redaksi وَلَهُمْ فِيهَا مَنَافِعُ وَمَشَارِب (Dan mereka memperoleh padanya manfaat dan minuman).
Artinya, bahkan dari bulunya yang dapat dibuat menjadi alat-alat rumah tangga dan perhiasan yang dipakai orang-orang, baik bulu domba, bulu unta, ataupun bulu kambing.