Lanjutan Khutbah I
Perbedaan agama, perbedaan tempat tinggal (geografis) ataupun perbedaan rasial, bukanlah alasan untuk memerangi Islam ataupun umat Islam. Jika dalam pemerintahan Islam kelompok bukan Islam berdamai dengan umat Islam, tak ada alasan memerangi mereka. Meskipun mereka tetap berbeda keyakinan. Sebab, tak ada paksaan dalam menganut agama. Dan, hanyalah Islam saja agama yang dengan konstitusi menjamin kebebasan beragama penuh perdamaian serta melarang pemaksaan dalam menganut Islam.
Allah subhanahu wata'ala menyatakan : “Tidak ada paksaan dalam (menganut) agama (Islam). Sungguh, telah jelas jalan yang benar dari jalan yang sesat. Siapa yang ingkar kepada tagut dan beriman kepada Allah sungguh telah berpegang teguh pada tali yang sangat kuat yang tidak akan putus. Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. al-Baqarah : 256).
Berarti proses penyebaran Islam tak boleh dilakukan dengan menggunakan kekerasan, namun harus dengan jalan damai. Allah subhanahu wata'ala berfirman kepada Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam : “Serulah (manusia) ke jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik serta debatlah mereka dengan cara yang lebih baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang paling tahu siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dia (pula) yang paling tahu siapa yang mendapat petunjuk.” (QS. al-Nahl : 125).
"Janganlah kamu mendebat Ahlulkitab melainkan dengan cara yang lebih baik, kecuali terhadap orang-orang yang berbuat zalim di antara mereka. Katakanlah, “Kami beriman pada (kitab) yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepadamu. Tuhan kami dan Tuhanmu adalah satu. Hanya kepada-Nya kami berserah diri.” (QS. al-Ankabut : 46).
Jika Islam diturunkan untuk perdamaian, tiap muslim juga mempunyai misi untuk perdamaian, dan al-Qur’an juga mengajarkan perdamaian, mungkinkah Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam menyukai perang dan memerintahkan bertempur? Lalu mengapa dalam al-Qur’an terdapat perintah: ”Bunuh dan perangi mereka”? Perintah itu sendiri harus dicari latar belakang sejarahnya. Kenyataannya, al-Qur’an memerintahkan tiap muslim berperang melawan orangorang kafir yang memulai memerangi lebih dulu.
Pandangan Islam tentang perincian tiap perang atau pertempuran dalam sejarah Islam memang tidak mungkin dibeberkan di sini. Hanya dapat disebutkan bahwa alasan yang jujur dari berbagai perang dan pertempuran yang terjadi bukan karena motif invasi atau penguasaan ekonomi. Dalam Islam, jihad fi sabilillah pun baru dianggap sah manakala dinyatakan/ diperintahkan oleh imam/negara secara resmi.
Nyatanya, kemakmuran ekonomi dan perkembangan kultural di berbagai negara tumbuh mengikuti berkembangnya Islam, setelah umat Islam menguasai wilayah itu. Bahkan, sejarah membuktikan, Islam memberikan bantuan untuk mengembangkan ekonomi serta kemakmuran bangsa yang dikuasainya. Oleh karena itulah, falsafah perang dalam Islam adalah untuk perdamaian, bukan untuk mencari kekayaan. Semoga khutbah ini ada guna-manfaatnya. Amiin.
Editor: Kastolani Marzuki
- Sumatra
- Jawa
- Kalimantan
- Sulawesi
- Papua
- Kepulauan Nusa Tenggara
- Kepulauan Maluku