Bukan Sekadar Berkurban, Ini Esensi Hari Raya Idul Adha
JAKARTA, iNews.id - Tanggal 10 dzulhijjah dalam kalender Islam ditandai sebagai perayaan Hari Raya Idul Adha. Perayaan ini pun identik dengan penyembelihan hewan kurban.
Namun Hari Raya Idul Adha bukanlah sekadar perayaan bagi umat Islam di seluruh dunia. Ada esensi penting yang berkaitan dengan iman, dan ketakwaan kita sebagai hamba Allah.
Perlu diketahui bahwa sebelum Hari Raya Kurban dianjurkan untuk melakukan puasa Tarwiyah dan Arafah, pada tanggal 8 dan 9 Dzulhijjah, karena memiliki banyak keutamaan.
“Selain berkurban kita juga diperintahkan untuk berpuasa sebelumnya, yaitu Arafah dan Tarwiyah. Tujuannya dengan puasa ini, Allah memberikan kita ampunan dosa,” kata Ustadz Hasan Kosasih, saat ditemui di Studio 2 iNews Tower, Jakarta Pusat, Kamis, (29/6/2023).
Ustadz Hasan menjelaskan esensi Idul Adha yang penting diketahui dan direnungkan oleh semua umat Islam. Tak sekadar berkurban seperti yang termuat dalam surah Al kausar.
“Kata Kurban sendiri berasal dari bahasa Arab, ‘qaraba yuqaribu qurbanan qaribun’, yang artinya dekat. Kita diminta untuk mendekatkan diri kepada Allah dengan mengurbankan segala hal yang kita miliki, salah satunya harta,” kata Ustadz Hasan.
“Maka pada surah Al Kausar, Allah memberikan arahan kepada Nabi Muhammad, untuk berkurban,” katanya.=
Dalam surat tersebut secara ringkas berbunyi, “Sesungguhnya Allah telah memberikan nikmat yang banyak kepadamu wahai Muhammad, maka sholatlah untuk Tuhanmu dan berkurbanlah untuk Tuhanmu”.
Tentu sebagai umat yang bertaqwa kepada Allah SWT, berkurban menjadi salah satu cara untuk mengungkapkan rasa syukur atas segala nikmat yang telah Dia berikan. Tak hanya berupa hewan sembelihan, kurban juga dapat dilakukan melalui harta, pikiran, maupun tenaga.
“Dengan adanya Idul Adha ini, kita diperintahkan untuk kurban karena adanya syariat dari Nabi Ibrahim AS,” kata Ustadz Hasan.
Editor: Elvira Anna