Cara Mendapatkan Malam Lailatul Qadar, Begini Tanda-Tandanya
JAKARTA, iNews.id - Setiap menjelang akhir Ramadhan, banyak umat Muslim bertanya-tanya mengenai cara mendapatkan malam Lailatul Qadar. Sebagaimana diketahui, Lailatul Qadar adalah satu malam yang sangat istimewa di bulan Ramadhan.
Banyak hadits menyebutkan bahwa malam ini akan tiba di salah satu malam ganjil dalam 10 hari terakhir bulan Ramadhan. Lailatul Qadar menjadi istimewa karena merupakan malam turunnya ayat-ayat pertama Al Quran kepada Nabi Muhammad SAW melalui Malaikat Jibril.
Oleh karena itu, malam Lailatul Qadar sangat dimuliakan dan penuh dengan keberkahan. Beribadah di malam Lailatul Qadar akan mendapatkan keistimewaan tersendiri.
Seseorang yang beribadah semata-mata karena Allah di malam tersebut akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu dan yang akan datang. Malam ini disebut lebih baik dari seribu bulan.
Diceritakan oleh Aisyah (RA) bahwa Rasulullah (SAW) mengatakan: “Carilah Malam Qadar di malam-malam ganjil pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan.” (HR. Bukhari)
Rasulullah mengabdikan diri untuk beribadah selama sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan, lebih dari yang dilakukannya di waktu lain sepanjang tahun. Hal yang sama juga dapat dilihat dari hadis berikut:
Ini diriwayatkan oleh Aisyah (RA):
“Ketika memasuki sepuluh malam terakhir (Ramadhan), Rasulullah (SAW) tetap terjaga di malam hari (untuk sholat dan beribadah), membangunkan keluarganya, dan mempersiapkan diri untuk beribadah (dengan lebih semangat).” (HR. Muslim)
Selain melaksanakan sholat malam Lailatul Qadar, lantas apa dan bagaimana cara mendapatkan keutamaan malam Lailatul Qadar? Berikut adalah ulasannya.
Agar dapat memperoleh keutamaan malam lailatul qadar, Dianjurkan pula untuk menghadiri sholat subuh dan sholat isya berjamaah. Hal ini selaras dengan apa yang disampaikan Imam Malik dalam Al-Muwatha’, dimana Ibnu Musayyib mengatakan bahwa:
مَنْ شَهِدَ لَيْلَةَ القَدْرِ ـ يَعْنِي فِي جَمَاعَةٍ ـ فَقَدْ أَخَذَ بِحَظِّهِ مِنْهَا
Artinya, "Siapa yang menghadiri sholat berjamaah pada malam Lailatul qadar, maka ia telah mengambil bagian dari menghidupkan malam lailatul qadar tersebut."
Salah satu utama yang bisa dikerjakan ketika malam Lailatul Qadar adalah dengan membaca Alquran dan zikir.
Anjuran tersebut diriwayatkan dari Aisyah ra dalam HR. Bukhari dan Muslim yang berbunyi:
كَانَ رَسُولُ اَللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – إِذَا دَخَلَ اَلْعَشْرُ -أَيْ: اَلْعَشْرُ اَلْأَخِيرُ مِنْ رَمَضَانَ- شَدَّ مِئْزَرَهُ, وَأَحْيَا لَيْلَهُ, وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ –
Artinya, "Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa ketika memasuki sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadan, beliau kencangkan sarungnya (bersungguh-sungguh dalam ibadah dengan meninggalkan istri-istrinya), menghidupkan malam-malam tersebut dengan ibadah, dan membangunkan keluarganya untuk beribadah."
Hadits Imam Bukhari menjelaskan bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda:
مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
Artinya, "Barang siapa melaksanakan shalat pada malam lailatul qadar karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni."
4. Mengamalkan Doa Malam Lailatul Qadar
Aisyah ra pernah bertanya kepada Nabi Muhammad SAW mengenai amalan di malam Lailatul Qadar. Ini diriwayatkan dalam sebuah hadits berikut:
أَرَأَيْتَ إِنْ عَلِمْتُ أَىُّ لَيْلَةٍ لَيْلَةُ الْقَدْرِ مَا أَقُولُ فِيهَا قَالَ قُولِى اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّى
Artinya, "'Jika saja ada suatu hari yang aku tahu bahwa malam tersebut adalah lailatul qadar, lantas apa doa yang mesti kuucapkan?' Jawab Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam, 'Berdoalah: ALLAHUMMA INNAKA ‘AFUWWUN TUHIBBUL ‘AFWA FA’FU’ANNI (Artinya: Ya Allah, Engkau Maha Memberikan Maaf dan Engkau suka memberikan maaf —menghapus kesalahan, karenanya maafkanlah aku —hapuslah dosa-dosaku)'."
Ibnu Abbas radhiyallahu anhu berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Lailatul Qadar adalah malam tentram dan tenang, tidak terlalu panas dan tidak pula terlalu dingin, esok paginya sang surya terbit dengan sinar lemah berwarna merah.”
Ada juga hadits yang menginformasikan bahwa tanda malam Qadar adalah bila ada cahaya matahari lemah, cerah tak bersinar kuat pada keesokannya. Hal ini berdasarkan dari hadits Ubay bin Ka’ab radhiyallahu anhu, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda:
“Keesokan hari malam Qadar matahari terbit hingga tinggi tanpa sinar bak nampan,” (HR. Muslim)
Ada juga yang menyebutkan bahwa pada malam yang mulia itu bulan tampak separuh bulatan. Hal tersebut sebagaimana termaktub dalam hadits berikut ini :
Abu Hurairah radhiyallahu anhu berkata, ”Kami pernah berdiskusi tentang lailatul Qadar di sisi Rasulullah SAW, beliau berkata, “Siapakah dari kalian yang masih ingat tatkala bulan muncul, yang berukuran separuh nampan,” (HR. Muslim)
Tanda lain dari malam Lailatul Qadar adalah suasananya tenang, terang, tidak panas, tidak dingin, tidak ada awan atau hujan, tidak ada angin kencang dan tidak ada yang dilempar pada malam itu dengan bintang (lemparan meteor bagi setan). Sebagaimana hadits berikut:
“Malam itu adalah malam cerah, terang, seolah-olah ada bulan, malam yang tenang dan tentram, tidak dingin dan tidak pula panas. Pada malam itu tidak dihalalkan dilemparnya bintang, sampai pagi harinya. Dan sesungguhnya, tanda Lailatul Qadar adalah matahari di pagi harinya terbit dengan indah, tidak bersinar kuat, seperti bulan purnama, dan tidak pula dihalalkan bagi setan untuk keluar bersama matahari pagi itu,” (HR. Ahmad).