FoodCycle Indonesia bersama 3 Miss Indonesia Rayakan Hari Pangan Sedunia dengan Berbagi
Sementara itu, Co-Founder FoodCycle Indonesia Astrid Paramita mengatakan bahwa di masa pandemi ini banyak keluarga yang terdampak secara ekonomi. Akibatnya, penghasilan makin berkurang dan anak-anak harus dihadapkan pada risiko kelaparan, serta kekurangan nutrisi.
“Pandemi Covid-19 telah memberikan kita pelajaran untuk bisa menghargai hal kecil yang selama ini kurang disyukuri keberadaannya, seperti makanan,” ujar Astrid.
“Sadar atau tidak, sering kali kita tidak menghabiskan makanan dengan alasan kenyang atau mengambil porsi terlalu banyak. Padahal di sekitar masih banyak saudara kita yang kurang beruntung dan harus bekerja lebih keras untuk mengisi perut mereka. Terlebih di masa pandemi ini, anak-anak kurang mampu di Indonesia selain terancam risiko penyakit, masih harus berhadapan dengan masalah kelaparan,” katanya.
Dia menjelaskan, jumlah anak kekurangan gizi di Indonesia meningkat akibat banyak keluarga yang kehilangan pendapatan selama pandemik Covid-19, sehingga mereka tidak mampu membeli makanan sehat dan bergizi.
Menurut laporan Oxfam, kelaparan saat pandemi Covid-19 diperkirakan mencapai 12 ribu per hari di akhir tahun 2020. Dalam laporan yang dirilisnya, Oxfam menyebut potensi kematian akibat kelaparan bisa merenggut lebih banyak nyawa dari infeksi virus Covid-19.
“Melihat kondisi itu sekaligus dalam rangka Hari Pangan Sedunia (WFD 2020) yang dirayakan hari ini, FoodCycle Indonesia mengajak masyarakat membantu anak-anak keluarga prasejahtera mendapat asupan nutrisi layak melalui program kami untuk membagikan 15.000 paket sarapan. Setiap paket sarapan berisi satu roti, dua susu UHT, dan satu buah untuk setiap anak,” ucapnya.
Editor: Tuty Ocktaviany