10 Negara yang Aman untuk Bekerja di Luar Negeri, 2 di Antaranya di Asia Tenggara
Peringkat kelima negara teraman bagi ekspatriat versi William Russell diisi Singapura.
Meski menjadi tempat termahal di dunia untuk ditinggali, Singapura masih menjadi incaran para pekerja internasional karena gaji yang tinggi, gaya hidup mewah, serta lokasinya yang strategis untuk bepergian ke seluruh Asia Tenggara.
Layanan kesehatan di Singapura juga termasuk terbaik di dunia, meski berbiaya tinggi.
William Russell mencatat Singapura memiliki infrastruktur yang efisien serta salah satu negara dengan keamanan digital tertinggi di dunia.
Swiss terkenal netral secara politik yang berarti risiko keterlibatannya dalam konflik internasional sangat kecil. Kondisi tersebut berkontribusi dalam menempatkannya di posisi keenam.
Indeks Perdamaian Global mencatat, risiko kejahatan dengan kekerasan, ketidakstabilan politik, atau teror politik di negara tersebut rendah.
Ekspatriat umumnya berpenghasilan baik di Swiss. Meski demikian sebuah studi oleh firma konsultan Mercer pada 2024 mengungkap, kota-kota Swiss, termasuk Zurich, Jenewa, Basel, dan Bern, termasuk di antara kota-kota termahal di dunia untuk ditinggali bagi ekspatriat.
Mercer menempatkan Zurich sebagai kota paling layak huni, di antaranya berkat layanan publik dan tingkat kejahatan yang rendah.
Negara Eropa ini menarik minat warga Amerika Utara, memiliki layanan kesehatan yang terjangkau dan kualitas hidup serta keseimbangan kehidupan kerja.
Indeks Perdamaian Global 2024 menempatkannya di peringkat ketujuh dunia untuk keselamatan. Tingkat stabilitas politik yang tinggi serta kasus kejahatan dengan kekerasan yang sangat rendah.
Denmark berada di peringkat kedelapan. Seorang guru asal AS, Ilana Buhl, pindah ke Denmark pada 2018, mengatakan kepada Business Insider, merasa jauh lebih aman tinggal di Denmar, baik sebagai seorang perempuan maupun dalam hal kekerasan senjata.
Selain keselamatan, Buhl menikmati keseimbangan kehidupan kerja yang jauh lebih baik. Negara ini menerapkan liburan musim panas yang panjang dan karyawan menerima cuti setidaknya 5 pekan dalam setahun.
Slovenia berada di peringkat kesimbilan. Better Life Index yang dikeluarkan OECD mencatat, Slovenia mengungguli rata-rata global dalam hal keselamatan.
Ditemukan bahwa 91 persen warga Slovenia merasa aman berjalan sendirian di malam hari dan tingkat pembunuhan jauh di bawah rata-rata OECD.
Peringkat kesepuluh berdasarkan penilaian William Russell adalah Malaysia.
Saat Malaysia keluar dari masa kekacauan politik, pemerintah berharap ada peningkatan investasi serta perusahaan start up yang lahir.
Panduan HSBC Expat menyebutkan, sektor teknologi informasi (TI) Malaysia sedang berkembang, menawarkan banyak peluang bagi para ekspatriat.
Keunggulan lain, biaya hidup di Malaysia relatif rendah. Selaimn itu akses terhadap layanan kesehatan mudah dan beriklim tropis.
Editor: Anton Suhartono