3 Hari Diculik Separatis, 79 Siswa dan Guru di Kamerun Dibebaskan
Mereka dibebaskan sehari setelah Presiden Kamerun Paul Biya dilantik sebagai presiden untuk masa jebatan ketujuhnya.
Sebelumnya, pria 85 tahun itu mengancam akan menyerang pelaku jika mereka tak membebaskan korban. Biya juga mendesak para pelaku meletakkan senjata.
Biya berjanji melanjutkan kebijakan desentralisasi untuk mengatasi permasalahan kesenjangan di kota berbahasa Inggris, Bamenda. Itu merupakan pernyataan publik pertamanya terkait menjamurnya kebencian di Wilayah Barat Laut dan Barat Daya.
Pada 2016, diskriminasi sangat dirasakan masyarakat lokal tertuama di bidang pendidikan, hukum, dan ekonomi, sehingga memicu tuntutan otonomi di wilayah yang ditinggali anglophone.
Namun, Biya menolak konsesi sehingga setahun kemudian kaum radikal mengumumkan berdirinya negara merdeka Republik Ambazonia dengan mengangkat senjata.