4 Negara Arab Gelar Pertemuan Rahasia di Riyadh, Bahas Masa Depan Jalur Gaza
WASHINGTON DC, iNews.id - Para pejabat keamanan dari Arab Saudi, Mesir, Yordania dan Otoritas Palestina (PA) disebut-sebut mengadakan pertemuan rahasia di Riyadh 10 hari yang lalu. Mereka membahas tentang rencana masa depan Jalur Gaza pascaperang antara Hamas dan Israel.
Media AS, Axios, dengan mengutip sejumlah sumber yang mengetahui pertemuan itu, melaporkan bahwa para pihak yang terlibat dalam rapat tersebut berupaya melibatkan PA dalam memerintah Gaza di masa mendatang. Pertemuan di Riyadh itu dipandu oleh penasihat keamanan nasional Arab Saudi, Musaed bin Muhammad al-Aiban, diikuti oleh Kepala Badan Intelijen Umum Palestina Majed Faraj, serta rekan-rekannya dari Mesir dan Yordania.
Para pejabat dari Saudi, Mesir, dan Yordania dilaporkan mengatakan kepada Faraj bahwa PA memerlukan reformasi untuk mengubah kepemimpinan politiknya. Mereka juga meminta jika pemerintahan baru Palestina dibentuk, perdana menteri barunya harus mendapatkan sebagian kekuasaan yang dalam beberapa tahun terakhir berada di tangan Presiden Otoritas Palestina, Mahmoud Abbas.
Ketiga pejabat negara Arab itu menekankan bahwa perubahan tersebut diperlukan untuk membawa PA kembali mengatur Jalur Gaza setelah masa transisi pascakonflik, kata salah satu sumber. Menurut Axios, penasihat keamanan nasional Saudi juga menyatakan kesiapan Riyadh untuk melakukan normalisasi hubungan diplomatik dengan Israel sebagai imbalan atas langkah Israel dalam mendirikan Negara Palestina.
Para pejabat AS dan Israel telah diberi tahu tentang isi pertemuan rahasia itu.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sebelumnya menolak kemungkinan kendali atas Jalur Gaza diserahkan kepada Otoritas Palestina pascaperang dengan Hamas berakhir. Netanyahu dalam banyak kesempatan telah menentang solusi dua negara, yang berupaya menciptakan negara Palestina merdeka di Jalur Gaza dan Tepi Barat.
Pada 20 Januari lalu, melalui media sosial, Netanyahu menegaskan kembali bahwa negaranya tidak akan berkompromi dalam "kendali keamanan penuh" atas seluruh wilayah di sebelah barat Sungai Yordan, yang berarti mencakup seluruh wilayah Palestina.
Editor: Ahmad Islamy Jamil