4 Senjata Rahasia Militer Dunia yang Bisa Hancurkan Sebuah Negara, Nomor 3 Picu Gempa Bumi
3. Senjata Nuklir dan Rudal (Korut)

Korut beberapa kali menguji coba senjata nuklir dan rudal sejak 1970-an dan masih berlangsung di masa pemerintahan pemimpin Kim Jong Un. Keputusan itu berbuah sanksi dari PBB serta negara besar lainnya, meski cucu pendiri Korut Kim Il Sung tersebut berjanji tak akan menggunakannya untuk menyerang negara lain, melainkan hanya untuk menjamin keamanan wilayahnya.
Uji coba senjata nuklir terbesar Korut berlangsung pada 2017, termasuk rudal balistik antarbenua (ICBM). Ini menandakan Korut memiliki kemajuan teknologi roket yang sangat baik. Rudal yang diuji bernama ‘Hwasong-12’ yang mampu melesat sejauh 4.500 km, bahkan diklaim bisa menjangkau daratan AS. Beberapa waktu kemudian, rudal lain yakni ‘Hwasong-14’ juga diuji coba, memiliki kemampuan jauh lebih besar dengan jangkauan hingga 8.000 km. Beberapa pengamat menyebut daya jelajahnya bisa ditingkatkan hingga 10.000 km.
Pada 3 September 2017, Korut menguji coba senjata nuklir untuk keenam kali dan terbesar. Kelompok pemantau memperkirakan nuklir itu memiliki berat 250.000 ton yang berarti 16 kali lebih besar dari bom atom yang dijatuhkan di Hiroshima pada 1945.
Badan Meteorologi Korea Selatan (Korsel) menyatakan, gempa bumi dengan skala kecil, bermagnitudo 2,5, mengguncang Korut, Rabu (29/1/2020) pagi. Aktivitas seismik itu diduga merupakan dampak uji coba senjata nuklir Korut. Gempa terjadi pukul 09.33 waktu setempat di Provinsi Hamgyong, tempat berdirinya fasilitas Uji Coba Senjata Nuklir Punggye-ri.
Pada 15 September atau kurang dari sepekan setelah PBB memberlakukan serangkaian sanksi kedelapan, Korut menembakkan rudal jarak menengah di atas wilayah Jepang.
Pada 29 November, Korut meluncurkan ICBM baru, Hwasong-15, yang diklaim memiliki hulu ledak superbesar dan dapat menjangkau seluruh daratan AS. Para analis sepakat kemampuan roket pada rudal mampu mencapai daratan AS, namun mereka skeptis Korut bisa menguasai teknologi canggih yang memungkinkan roket bertahan saat memasuki atmosfer Bumi.