TEHERAN, iNews.id - Dua fasilitas minyak Aramco milik Arab Saudi diserang pada akhir pekan lalu. Serangan itu memicu memicu reaksi global dan menyebabkan pasokan minyak mentah dunia berkurang 6 persen.
Serangan ini juga memicu reaksi keras dari Amerika Serikat (AS). AS menuduh dalang serangan adalah pemberontak Houthi di Yaman dan Iran, yang diduga menyuplai persenjataan, termasuk drone yang digunakan untuk menyerang Aramco.
Turki Desak Jaminan Gencatan Senjata Berkelanjutan dari Pasukan Stabilisasi Internasional di Gaza
Irak turut membantah terlibat serangan ini, setelah beredarnya spekulasi bahwa drone diluncurkan dari negara itu.
Merepons serangan itu, Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman (MBS) menyerukan bahawa negaranya bisa saja membalas serangan teroris.
Drone Penyerang Fasilitas Minyak Saudi Sempat Terbang di Atas Istana Raja Kuwait
Berikut lima fakta di balik serangan fasilitas minyak Saudi, seperti dirangkum iNews.id, Rabu (18/9/2019).
1. Serangan terjadi pada Sabtu, 14 September 2019
AS Tunjukkan Bukti Gambar Satelit, Iran yang Serang Fasilitas Minyak Arab Saudi
Serangan terjadi di fasilitas minyak Saudi di di Abqaiq dan Khura pada Sabtu, (14/9/2019). Kebakaran terjadi setelah fasilitas itu diserang pada pukul 04.00 (0100 GMT). Abqaiq merupakan fasilitas pemrosesan minyak terbesar di dunia, sementara Khurais yang berada di dekatnya merupakan penampungan ladang minyak raksasa.
Infrastruktur energi Saudi menjadi sasasran serangan pemberontak Houthi beberapa kali. Namun serangan pada Sabtu lalu merupakan yang terbesar, dampaknya menghentikan kiriman 5,7 juta barel minyak mentah per hari atau sekitar 6 persen dari pasokan dunia.
- Sumatra
- Jawa
- Kalimantan
- Sulawesi
- Papua
- Kepulauan Nusa Tenggara
- Kepulauan Maluku