Akhir Perjalanan Sang Diktator Zimbabwe Robert Mugabe
HARARE, iNews.id - Dinamika politik di Zimbabwe semakin panas dalam dua pekan terakhir. Nafsu berkuasa Presiden Robert Mugabe yang membuat kondisi negara di selatan Afrika itu semakin runyam.
Mugabe memang sudah merencanakan untuk berhenti menjadi presiden, tapi bukan berarti dia melepasnya begitu saja. Pria 93 tahun yang dikenal anti-kulit putih itu menyiapkan istrinya, Grace, 52, untuk melanjutkan estafet pemerintahan.
Tapi rencana itu tak berjalan mulus. Tentangan kuat justru muncul dari internal partai berkuasa Zanu-PF yang sebelumnya juga dipimpin Mugabe.
Kisruh bermula dari pemecatan yang dilakukan Mugabe kepada beberapa pejabat pemerintahan dan partai yang dianggapnya tidak loyal. Salah satunya, Wakil Presiden Emmerson Mnangagwa yang akan maju dalam pemilihan presiden Desember mendatang, bersaing dengan istri Mugabe.
Ketegangan bertambah setelah Zanu-PF pada Selasa, 14 November menuduh pejabat militer kementerian pertahanan Jenderal Constantino Chiwenga melakukan pengkhianatan. Sebelumnya Chiwenga meminta agar Mugabe berhenti memecat para pejabat 
Zanu-PF menuding sikap Chiwenga bisa mengganggu perdamaian. Dia juga dituduh melakukan pengkhianatan dan menghasut untuk melakukan pemberontakan.