Akhir Perjalanan Sang Diktator Zimbabwe Robert Mugabe
Puncaknya pada Rabu 15 November, militer mengerahkan kekuatan mengepung kediaman Mugabe. Suara tembakan terus terdengar sejak Rabud dini hari.
Tidak hanya di sekitar kediaman Mugabe, kendaraan tempur juga bersiaga di jalan-jalan Harare.
Namun militer membantah aksi pengerahan pasukan itu untuk mengudeta pemerintahan Mugabe. Mereka berdalih operasi militer itu untuk menangkap pelaku kejahatan di sekitar kediaman presiden. Namun sejak itu Mugabe menjadi tahanan rumah.
Selepas itu, negosiasi antara militer dan Mugabe terus berlanjut, bahkan sempat ditengahi oleh seorang pastor yang juga teman dekat Mugabe. Namun dia bersikukuh tak akan mundur.

Lalu pada Sabtu, 18 November, puluhan ribu warga Zimbabwe turun ke jalan mendesak Mugabe mundur. Disusul sehari kemudian Partai Zanu-PF menggelar pertemuan untuk menentukan nasib Mugabe.
Akhirnya 10 dari 11 perwakilan di daerah sepakat agar partai memecat Mugabe sebagai ketua. Tidak hanya itu Liga Pemuda yang merupakan organisasi berpengaruh di Zanu-PF juga meminta Grace keluar dari partai. Mugabe pun diberi batas waktu 24 jam atau sampai Senin 20 November siang untuk mengundurkan diri
Di hari yang sama kelompok veteran perang mendesak agar Mugabe mundur saat itu juga.
Sampai Senin siang, belum ada tanda-tanda Mugabe mundur. Partai dan parlemen pun menyiapkan sudang pemakzulan pada Selasa 21 November.
Pada sidang itulah ketua dewan perwakilan rakyat Zimbabwe mengumumkan bahwa Mugabe sudah menyatakan mundur.
Editor: Zen Teguh