Akhirnya Swedia Larang Aksi Pembakaran Alquran, Ini Alasannya
STOCKHOLM, iNews.id - Kepolisian Swedia kembali menolak izin aksi pembakaran Alquran yang sedianya digelar Jumat (17/2/2023). Ini merupakan pekan kedua kepolisian negara Nordik itu tak memberikan izin untuk aksi yang mengundang kemarahan umat Islam seluruh dunia tersebut.
Pekan ini saja kepolisian Swedia tak mengizinkan dua aksi pembakaran Alquran yang seharusnya digelar di depan Kedutaan Besar Irak. Pemohon untuk aksi itu disebutkan seorang pria yang juga berasal dari Irak, namun identitasnya tak disebutkan.
Pekan lalu, kepolisian juga mengeluarkan larangan serupa untuk aksi di depan Kedubes Turki yang diajukan politikus ekstrem kanan anti-Islam, Rasmus Paludan.
Keputusan untuk melarang aksi pembakaran Alquran diambil untuk menngantisipasi serangan balasan oleh kelompok teroris. Meningkatnya aksi pembakaran Alquran dianggap sebagai ancaman bagi masyarakat serta kepentingan nasional Swedia di tengah reaksi keras dari seluruh dunia.
Meski demikian kepolisian Swedia sejauh ini belum melihat adanya gangguan serius terkait aksi-aksi tersebut.
Lebih lanjut kepolisian Swedia akan membuat permanen larangan pembakaran Alquran pada setiap demonstrasi. Keputusan itu diambil meski terkesan bertentangan dengan sikap negara yang menghargai kebebasan berpendapat.
"Kami menyadari bahwa ini adalah pembatasan kebebasan berekspresi," kata juru bicara kepolisian Swedia, Ola Osterling, seperti dikutip dari Sputnik.
Swedia menjadi sorotan dunia setelah mengizinkan Paludan membakar Alquran dalam beberapa kesempatan. Meski pemerintah mengecam aksi itu, mereka tetap tak berdaya melarangnya dengan alasan menghargai kebebasan berpendapat. Paludan pernah berjanji akan menggelar aksi membakar Alquran setiap Jumat sampai Turki mau menerima Swedia menjadi anggota NATO.
Editor: Anton Suhartono